Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Buntut laporan dugaan kekerasan seksual yang dilakukan Rektor Universitas Pancasila ETH, ratusan mahasiswa demo di depan gedung rektorat kampus Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, hari ini.
Berdasarkan pantauan Tempo di lokasi, para mahasiswa membawa poster dan spanduk bertuliskan "Tolak Pelecehan Sexual di Lingkungan Kampus, Stop Victim Blaming, Stop Sexual Harassment."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Kami tetap untuk menolak adanya kekerasan seksual di lingkungan Universitas Pancasila," tutur Warna Bela Natasia, Ketua Bidang III Kesejahteraan Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pancasila di Jakarta, Selasa, 27 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mahasiswa mengajukan tuntutan pemecatan tidak hormat terhadap Rektor Universitas Pancasila serta penghapusan hak secara umum. "Kedua, pengangkatan rektor baru dengan visi misi yang melibatkan civitas akademika," kata Bela.
Demo mahasiswa juga minta Yayasan Pembina dan Pendidikan Universitas Pancasila (YPPUP) mengembalikan posisi hak korban dalam kampus, baik pekerjaan, jabatan serta nama baik. Mereka juga minta press rilis untuk Universitas Pancasila dan Satgas PPKS tentang sanksi yang diberikan kepada rektor saat ini.
"Saat ini kami tetap mengawal kasus ini sampai tuntas dan berpihak kepada korban sampai masalah ini kelar," ujarnya.
Bela mengatakan mahasiswa akan menunggu kepastian dari yayasan sampai kapan pun di depan gedung rektorat. "Kami akan bertahan di sini sampai ada kepastian," ucapnya.
Bela mengatakan mahasiswa menuntut pemecatan rektor, yang hingga kini belum dipenuhi yayasan. "Itu tuntutan dari fakultas hukum dan sekarang ini ada tuntutan dari 7 fakultas, itu belum dikabulkan," ungkap Bela.
Mahasiswa yang menggelar demo hari ini, kata Bela, adalah gabungan dari seluruh fakultas yang ada, yakni hukum, farmasi, teknik, psikologi, komunikasi dan FEB. Dia memprediksi ada 300 mahasiswa yang turun ke jalan hari ini karena ingin kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan ETH diusut tuntas, diklarifikasi secara transparan dan secepatnya.
Menurut Bela, rektor adalah wajah universitas sehingga kasus kekerasan seksual yang dilakukan ETH telah mencoreng nama baik Universitas Pancasila. Apalagi peristiwa ini terjadi di lingkungan kampus.a
Awal Januari lalu, Rektor Universitas Pancasila ETH dilaporkan atas dugaan tindak pidana kekerasan seksual oleh bawahannya RZ, 42 tahun. Laporan tersebut telah diterima dengan bukti laporan yang teregister dengan nomor LP/B/193/I/2024/SPKT/POLDA METRO JAYA pada 12 Januari 2024.
Dalam laporan tersebut dijelaskan bahwa insiden pelecehan seksual yang korban dialami awal Februari 2023. Pada saat itu terlapor memanggil korban ke ruangan dalam hal pekerjaan.
Demo mahasiswa yang semula tertib menjadi memanas setelah terjadi saling dorong dan lemparan botol plastik serta tanaman dari arah mahasiswa.
Mahasiswa pun membakar ban lajur depan gedung rektorat Universitas Pancasila, tidak berhenti di situ, mereka lalu bergerak menuju Jalan dan memblokir Raya Lenteng Agung dengan membakar ban bekas.
Akibatnya, arus lalu lintas dialihkan melalui jalan di lingkungan kampus Universitas Pancasila, namun mahasiswa sempat menutup gerbang.
Aksi tersebut membuat sejumlah pengendara geram, bahkan salah satu pengendara turun dan membentak mahasiswa untuk membuka gerbang, meski akhirnya sempat ditutup kembali.
Dampak dari blokade tersebut membuat kemacetan panjang di Jalan Raya Lenteng Agung arah Pasar Minggu.
RICKY JULIANSYAH
Pilihan Editor: Hakim Kabulkan Praperadilan Helmut Hermawan, Tersangka di Kasus Dugaan Suap Eddy Hiariej