Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Status Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai Kota Pelajar dan memiliki slogan “Kota Berhati Nyaman” kini kian ternodai dengan aksi kejahatan jalanan bernama klitih. Setiap tahunnya kasus kejahatan klitih selalu terjadi. Tidak hanya menyebabkan korban luka, tak sedikit korban harus meregang nyawa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut pakar sosiolog kriminal Universitas Gadjah Mada, Soeprapto, dalam rilis UGM Podcast mengungkapkan motif aksi kejahatan klitih tidak hanya karena faktor balas dendam. Akan tetapi bergeser pada usaha mencari musuh guna menunjukkan eksistensi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Aksi kekerasan klitih dengan menggunakan benda-benda tajam menyebabkan korban luka-luka hingga hilangnya nyawa. Korban yang menjadi target klitih tidak bisa diidentifikasi karena bersifat random alias siapa saja dapat menjadi korban,” terang Soeprapto.
Berdasarkan catatan Jogja Police Watch (JPW) dan dihimpun dari berbagai sumber, berikut adalah daftar korban meninggal akibat aksi brutal klitih di Yogyakarta dalam beberapa tahun terakhir:
- Pada akhir Agustus 2016, korban bernama Iqbal Dinaka Rofiqy, 16 tahun, tewas setelah dihantam potongan beton di jalan. Peristiwa itu terjadi karena faktor sepele, yakni tersinggung saat saling tatap mata. Pelaku berinisial BMI (17) berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian setempat.
- Minggu dini hari, 12 Maret 2017, seorang pelajar SMP Piri 1 Yogyakarta, Ilham Bayu Fajar, meregang nyawa setelah diserang sekelompok orang di Jalan Kenari, Utara Balaikota Yogyakarta. Ilham mengalami luka tusuk di dada yang cukup dalam hingga tembus ke belakang.
- Dwi Ramadhani Herlangga (25), mahasiswa UGM asal Semarang, tewas di serang orang tak dikenal di Jalan Simanjuntak, Yogyakarta. Kejadian tersebut terjadi pada Kamis, 7 Juni 2018, saat Dwi sedang membagikan sahur. Ia mengalami luka di pinggang, tembus ke paru-paru akibat sabetan celurit hingga nyawanya tak tertolong.
- Sabtu, 14 Desember 2019, Fatur Nizar Rakadio (17) tewas setelah dikeroyok gerombolan klitih di Jalan Panggang-Siluk, Yogyakarta. Dio meninggal setelah dirawat 27 hari karena mengalami luka serius di tulang leher hingga tulang ekor.
- Kali ini terjadi di dekat flyover Jombor, Sleman, DIY. Korban bernama Agung Setyobudi hampir tewas saat mendapat sabetan senjata tajam oleh rombongan bermotor berjumlah belasan orang.
- Seorang remaja di Kota Yogyakarta bernama Aldiano Ahmad Jaelany (16) tewas di tempat usai dikeroyok sekelompok pemuda tak dikenal di simpang empat Jalan Baru Mlati, Sleman, Yogyakarta. Peristiwa itu terjadi pada 31 Juli 2021.
Hingga akhir 2021, aksi kejahatan klitih di jalanan Yogyakarta kian meningkat. Hal itu disampaikan oleh Wakapolda DIY, Brigjen Raden Slamet Santoso, saat jumpa pers akhir tahun, Rabu, 29 Desember 2021. Data menunjukkan, pada 2021, ada 58 laporan, meningkat 6 angka dibanding tahun sebelumnya.
HARIS SETYAWAN