Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejak ditemukan terkapar pada Kamis, 27 April 2023, penyebab kematian atlet para-tenis meja David Jacobs yang tubuhnya ditemukan di pinggir rel kereta antara Stasiun Gambir dan Juanda, Jakarta Pusat, masih menjadi pertanyaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pada Selasa, 9 Mei 2023, Kapolres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Komarudin mengatakan hasil autopsi terhadap jenazah David Jacobs hingga saat ini belum keluar. Ia tidak bisa menjelaskan proses autopsi dan hasilnya memakan waktu berapa lama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Hasil autopsi belum keluar,” kata Komarudin kepada Tempo, Selasa, 9 Mei 2023.
Untuk mengungkap penyebab kematian David Jacobs, selain melibatkan kedokteran forensik, kepolisian juga melibatkan ahli kinematik.
“Ahli forensik sedang menunggu hasil. Kami akan minta juga ahli kinematik,” ucapnya.
Kinematika adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari gerak titik partikel secara geometris, yaitu meninjau gerak partikel tanpa meninjau penyebab geraknya dan cabang dari ilmu mekanika, yaitu ilmu yang mempelajari gerak benda. Hal ini ditujukan untuk mempelajari gerak kereta api atau semua yang menyangkut dengan kejadian tersebut.
Polisi simulasi lama perjalanan antara Stasiun Gambir dan TKP
David Jacobs, 45 tahun itu ditemukan tergeletak di pinggir jalur rel kereta api antara Gambir-Juanda KM 4+700, Jakarta Pusat pada Kamis, 27 April 2023 pukul 21.22 WIB.
Petugas di lokasi langsung membawa David yang tak sadarkan diri ke rumah sakit. Akan tetapi, dia meninggal di rumah sakit pada Jumat dini hari, 28 April 2023 pukul 03.30 WIB.
Komarudin menyebut, Polres Jakarta Pusat telah beberapa kali menggelar simulasi kejadian. “Kemudian kenapa sampai korban berada di sana, kami hampir menarik kesimpulan,” ucap Komarudin pada Ahad, 30 April 2023.
Dari hasil simulasi, dia memaparkan, pergerakan dari Stasiun Gambir menuju tempat kejadian perkara (TKP) memerlukan waktu 10 menit. Kesimpulan ini diperoleh setelah polisi melakukan simulasi dengan cara berjalan cepat.
Namun, perjalanan David dari Stasiun Gambir menuju lokasi atlet itu ditemukan hanya dua menit. “Sementara ini di lini masa hanya ada dua menit antara 20.28 WIB sampai 20.30 WIB dan yang sangat mendekati itu hanya dengan perjalanan kereta,” jelasnya.
David Jacobs terkapar dilihat pertama kali oleh masinis KAI
Atlet bernama lengkap Dian David Mickael Jacobs itu ditemukan pertama kali dalam kondisi terkapar oleh masinis KAI.
"Yang melihat masinis KRL yang akan menuju arah Stasiun Gambir. Kemudian langsung berkoordinasi dengan petugas Stasiun Juanda," kata Kepala Hubungan Masyarakat PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 Jakarta Eva ChairunisaEva saat dihubungi, Senin, 1 Mei 2023.
Lokasi penemuan David Jacobs berada di jalur kereta api antara Stasiun Gambir - Stasiun Juanda KM 4+700. Namun titik penemuannya lebih dekat dengan Stasiun Juanda.
Setelah ditemukan pukul 21.22 WIB, David dievakuasi ke Rumah Sakit Husada, Jakarta Pusat, menggunakan ambulans stasiun. "Selanjutnya menurut pihak rumah sakit, pasien tersebut meninggal dunia dini hari pagi sekitar pukul 03.30 WIB," tutur Eva.
David Jacobs diduga salah naik kereta
Kombes Komarudin mengungkap dugaan bahwa pada Kamis malam itu, David Jacobs, salah naik kereta. Polisi menemukan, lama perjalanan David dari Stasiun Gambir, Jakarta Pusat menuju lokasi tempat ditemukannya tubuh David hanya selama dua menit. Hitungan ini mengacu pada pengecekan CCTV stasiun.
Dari beberapa kali simulasi yang dilakukan polisi, didapat data bahwa perjalanan dari Gambir menuju tempat kejadian perkara (TKP) membutuhkan waktu 10 menit dengan cara jalan cepat.
"Dari dugaan kami, yang ditumpangi itu adalah kereta tambahan jurusan Surabaya-Gambir," kata dia saat dihubungi wartawan, Minggu, 30 April 2023.
Polisi telah memeriksa kamera pengawas CCTV di Stasiun Gambir. Menurut Komarudin, CCTV memperlihatkan David sampai di peron stasiun seorang diri.
Tak lama kemudian, kereta bergerak. "Dan hanya ada satu kereta bergerak ke arah Juanda. Itulah diduga sementara yang bersangkutan naik kereta itu," ujarnya.
Sementara itu, kereta menuju Solo yang seharusnya ditumpangi David belum tiba di Stasiun Gambir. Posisi kereta ini berada di arah selatan. Kemudian kereta menuju Stasiun Juanda ada di arah sebaliknya, yakni utara.
David ditemukan berada di sisi utara atau berlawanan dengan kereta tujuannya. Karena itulah, polisi menduga korban naik kereta tambahan jurusan Surabaya-Gambir.
"Kami sudah cek, termasuk di hari Jumat, kereta itu sudah sampai lagi di Surabaya. Kami cek di Surabaya ternyata CCTV yang ada di gerbong itu tidak aktif. Ini masukan untuk KAI," jelas Komarudin.
Dia menuturkan masinis kereta rel listrik (KRL) yang pertama kali melaporkan penemuan David kepada petugas di Stasiun Juanda. Petugas dari Stasiun Juanda dan Gambir kemudian sama-sama datang ke TKP.
"Orang-orang itu sudah kami mintai keterangan," ucap Komarudin.
Polisi tidak menemukan luka di tubuh David Jacobs
Polisi juga tidak menemukan adanya luka senjata tajam alias sajam di tubuh David Jacobs saat ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP). Polisi kini masih mendalami mengapa tubuh David bisa berada di rel kereta.
Penyidik masih menunggu hasil autopsi untuk mengetahui apakah ada luka atau tidak “Nanti baru akan terlihat juga, mudah-mudahan dari hasil autopsi, luka di tubuhnya apa saja. Apakah ada luka benda tajam atau enggak,” ucap Komarudin.
Selain itu, polisi juga mengecek riwayat panggilan di telepon seluler korban. Namun berdasarkan pengecekan sementara, lanjut Komarudin, belum ditemukan riwayat panggilan janggal. “Ini masih terus kami olah,” ucapnya.
Dian David Michael Jacobs adalah atlet para-tenis meja Indonesia yang mempunyai banyak prestasi. Dia pernah meraih dua medali perunggu Paralimpiade 2012 di London dan Paralimpiade Tokyo 2020 untuk nomor perseorangan kelas 10.
David Jacobs juga sukses meraih tiga medali emas dalam ajang Asian Para Games 2014 untuk kategori perseorangan kelas 10 dan Asian Para Games 2018 untuk kategori perseorangan dan beregu kelas 10.
M. FAIZ ZAKI