Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kriminal

Guru SMA Disambar Kereta di Bekasi  

Warga Perumnas 3, Kelurahan Aren Jaya, Bekasi Timur, tersebut melintasi rel kereta hampir bersamaan dengan kereta api tujuan Jawa.

27 Oktober 2016 | 17.13 WIB

ilustrasi tabrakan. Tempo/Indra Fauzi
Perbesar
ilustrasi tabrakan. Tempo/Indra Fauzi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Bekasi - Malang nian nasib Harapan Habinsaran, 51 tahun. Guru sekolah menengah atas swasta di Kota Bekasi ini tewas mengenaskan setelah tertabrak kereta api di perlintasan tanpa palang di Bulak Kapal, Bekasi Timur, Kota Bekasi, tadi siang, Kamis, 27 Oktober 2016.

Saksi mata di lokasi, Yudi Irawan, mengatakan korban—yang juga tukang ojek pangkalan—tertabrak kereta ketika hendak menghampiri penumpang di Jalan Pahlawan, Kelurahan Arenjaya. "Korban baru saja bermain catur dengan saya di pangkalan," kata Yudi.

SimakPunya Jimat Kain Kafan, Perampok Tersungkur Ditembak Polisi

Begitu mendapat panggilan sewa, Harapan bergegas menunggangi sepeda motor jenis Honda Vario bernomor polisi B-6017-TMH. Dia mengenakan helm, lalu tancap gas. Diduga terburu-buru, korban tak menghiraukan kereta akan melintas dari arah barat. "Korban dari arah selatan menuju utara."

Warga Perumnas 3, Kelurahan Aren Jaya, Bekasi Timur, tersebut melintasi rel kereta hampir bersamaan dengan kereta api tujuan Jawa. Lantaran tak bisa menghindar, Harapan pun tertabrak kereta dan tewas seketika. "Korban dan sepeda motornya terseret hingga puluhan meter dari lokasi kejadian," ujar Yudi.

BacaPilkada DKI, Kapolda Metro: Tukang Provokasi Berhentilah!

Polisi lalu lintas segera menuju lokasi kejadian setelah menerima laporan. Jenazah guru sekolah di bilangan Bekasi Utara itu dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi.

Juru bicara Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi Kota, Inspektur Satu Evi Fatna, mengatakan korban tewas karena mengalami luka cukup parah di sekujur tubuhnya. Bahkan kondisi korban nyaris tak dapat dikenali. "Korban luka parah akibat benturan keras lalu terseret," tutur Evi.

Evi menambahkan, pihaknya mengimbau agar pengguna jalan selalu waspada ketika melintas di perlintasan tanpa palang. Apalagi lokasi itu tak dijaga petugas dari PT Kereta Api Indonesia. "Perlintasan di Bulak Kapal memang cukup padat, sehingga membutuhkan flyover atau underpass," ucap Evi.

ADI WARSONO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jobpie Sugiharto

Jobpie Sugiharto

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus