Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo untuk mengatasi masalah pungutan liar atau pungli dan premanisme di Tanjung Priok.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jokowi beserta jajarannya melakukan peninjauan secara langsung kawasan Tanjung Priok pada Kamis, 10 Juni 2021. Hasil peninjauannya tersebut terungkap sering terjadinya aksi pungli dan premanisme saat terjadi kemacetan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari video yang diunggah kanal YouTube Sekretariat Presiden, salah seorang sopir bernama Agung mengungkapkan keluhannya saat terjadi kemacetan di Tanjung Priok, pasalnya kondisi macet tersebut dimanfaatkan oleh sejumlah oknum untuk memalak sopir kontainer.
Saat macet berlangsung, para sopir sering dipungli dan lantaran kerap terjadi hal tersebut bahkan dianggap lumrah, “Pas macet, kawan-kawan ini diambil barangnya,” tutur Agung dalam video tersebut.
Mendapat laporan dari para sopir kontainer tersebut, Presiden Jokowi lantas langsung menghubungi Kapolri Listyo Sigit lewat telepon.
“Pak Kapolri, pagi… ini saya di Tanjung Priok banyak keluhan dari para driver kontainer yang berkaitan dengan pungutan liar, pungli, di Fortune, di NBC PT, kemudian di Depo Dipa. Pertama itu. Yang kedua, juga kalau pas macet itu, banyak driver yang dipalak sama preman-preman. Ini keluhan ini, tolong bisa diselesaikan, itu aja Pak Kapolri,” kata Jokowi.
Kasus pungutan liar di Tanjung Priok ini sebenarnya sudah terjadi sejak lama, bahkan para pelaku ini juga dijuluki sebagai asmoro, yang merupakan singkatan dari Bahasa Jawa, Asal dan Moro yang artinya asal datang. Hal ini sesuai dengan modus kejahatan yang mereka lakukan, saat terjadi kemacetan yang memang kerap terjadi di Tanjung Priok saat Kontainer mengangkut barang, para pelaku akan mendatangi mobil-mobil pengangkut tersebut dan memalak para sopir.
Ada yang meminta secara baik-baik, namun tak jarang berlaku kasar dan mengancam dengan menodongkan senjata tajam. Bahkan para pelaku berani masuk ke dalam mobil untuk mencari barang berharga yang disembunyikan sopir yang sudah mengantisipasi kejadian ini.
Di beberapa wilayah di Indonesia, modus serupa sebenarnya juga banyak terjadi. Bedanya, pelaku biasanya pura-pura jatuh terserempet truk yang bermuatan barang. Kemudian saat truk berhenti, mereka menodongkan senjata dan menyatroni mobil untuk dijarah barang berharganya.
Selain asmoro yang melakukan pemalakan secara langsung terhadap sopir kontainer, ada juga bajing loncat. Bajing loncat sendiri digunakan untuk menyebut istilah pencuri yang melakukan pencurian barang muatan dari atas kendaraan seperti truk yang sedang berjalan atau dalam kondisi macet.
Seperti namanya, pelaku akan memanjat bak kontainer kayaknya bajing atau tupai dengan sangat lincah untuk mengambil barang. Biasanya sopir tidak menyadari mobilnya digerayangi bajing loncat, disingkat bajilo, lantaran tidak terlihat. Baru-baru ini beredar di media sosial video salah seorang bajilo sedang melakukan aksinya, pelaku terekam mencuri telur dalam papan dan menyebabkan beberapa di antaranya pecah dan berceceran di jalan.
Tindakan pelaku asmoro atau bajilo, yang menjadi perintah Jokowi kepada Kapolri itu, selain merugikan sopir kontainer, juga dapat membahayakan pelakunya sendiri. Terutama ketika aksi dilakukan saat mobil tengah melaju. Meskipun sering juga pelaku melakukan saat terjadi kemacetan, biasanya aksi dilakukan secara terkoordinasi dengan target yang sudah ditentukan.
HENDRIK KHOIRUL MUHID