Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Darat Letnan Jenderal TNI Dodik Wijanarko mengatakan sebanyak 47 prajurit yang ditetapkan sebagai tersangka penyerangan Markas Polsek Ciracas merupakan Prajurit Dua dari Tamtama lulusan 2017. Dari matra Angkatan Darat sendiri, total tersangka berjumlah 57 orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Mereka itu rata-rata Tamtama remaja, yang dinasnya BP atau bawah perintah, jadi tugasnya melayani pejabat," kata Dodik saat konferensi pers di Gambir, Jakarta Pusat, Rabu, 16 September 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dari para Tamtama yang menjadi tersangka itu, kata Dodik, sebanyak 21 orang di antaranya bertugas di bawah perintah sebagai pengemudi. Dodik menilai, karena tugas mengemudi tersebut, proses pembinaan terhadap para tamtama berjalan kurang maksimal.
"Sekarang kita tekankan kepada siapa yang gunakan pengemudi harus dibina juga dia, karena itu prajurit kita juga, disiapkan baik fisik maupun mental," kata Dodik.
Hingga saat ini, 65 prajurit TNI sudah ditetapkan sebagai tersangka penyerangan Markas Polsek Ciracas. Rinciannya, 57 dari Angkatan Darat, 7 dari Angkatan Laut dan 1 dari Angkatan Udara. Puspom TNI total telah memeriksa 119 orang prajurit dari berbagai matra.
Komandan Pusat Polisi Militer TNI Mayor Jenderal Eddy Rate Muis mengatakan penyelidikan kasus ini belum sepenuhnya tuntas. Menurut dia, Puspom TNI dari masing-masing angkatan masih mendalami beberapa prajurit yang diduga terlibat perusakan Polsek Ciracas.
"Tapi penyidik masih menunggu hasil pemeriksaan barang bukti yang sedang dikerjakan ahlinya. Kami masih tunggu beberapa keterangan yang sampai saat ini belum masuk. Apabila sudah masuk semua kita bisa simpulkan selesai," kata Eddy.
Polsek Ciracas diserang oleh anggota TNI pada Sabtu dini hari, 29 Agustus 2020 lalu. Sejumlah mobil seperti milik Wakapolsek Ciracas dan bus operasional dirusak. Selain itu, pagar kantor juga dirobohkan. Penyerangan terjadi karena berita bohong yang disampaikan oleh seorang anggota TNI, Prada MI yang menyatakan dirinya tidak mengalami kecelakaan tunggal, melainkan dikeroyok.