Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Hukum

Nonton Wayang Kulit Bareng Panglima TNI, Kapolri Berharap TNI-Polri Solid di Tahun Pemilu

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berharap Polri dan TNI serta lembaga penegak hukum lainnya solid dan bersinergi mewujudkan Pemilu 2024 yang aman

8 Juli 2023 | 06.21 WIB

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo memberikan keterangan pers usai mengikuti rapat koordinasi kesiapan jelang Idul Fitri 1444 H di Mabes Polri, Jakarta, Kamis, 6 April 2023. Rapat koordinasi lintas sektoral tersebut diantaranya membahas persiapan keamanan dan kelancaran arus mudik jelang Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Perbesar
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo memberikan keterangan pers usai mengikuti rapat koordinasi kesiapan jelang Idul Fitri 1444 H di Mabes Polri, Jakarta, Kamis, 6 April 2023. Rapat koordinasi lintas sektoral tersebut diantaranya membahas persiapan keamanan dan kelancaran arus mudik jelang Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berharap Polri dan TNI serta lembaga penegak hukum lainnya solid dan bersinergi mewujudkan Pemilu 2024 yang aman dan damai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Hal ini disampaikan Sigit saat menghadiri pagelaran Wayang Kulit dengan lakon Wahyu Cakraningrat di Lapangan Bhayangkara, Jakarta Selatan, Jumat malam, 7 Juli 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sigit mengatakan pertunjulan wayang kulit ini  merupakan bagian dari rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Bhayangkara. Acara wayang kulit ini dihadiri oleh TNI, Polri, dan seluruh elemen masyarakat serta disaksikan di seluruh Polda se-Indonesia. 

"Kegiatan kali ini tentunya melanjutkan apa yang menjadi tema kita yaitu Polri Presisi Untuk Negeri, Pemilu Damai Menuju Indonesia Maju," kata Sigit dalam keterangannya Jumat 7 Juli 2023. 

Sigit menyampaikan pesan Presiden Joko Widodo atau Jokowi pentingnya sinergisitas dan soliditas seluruh elemen bangsa untuk mewujudkan Pemilu 2024 yang aman dan damai. 

"Jadi hari ini sinergisitas semakin kita kokohkan, semakin kita kuatkan dengan penampilan dari dalang, di sini ada dari TNI, dari Polri, kemudian juga ada ada dalangnya mewakili Mahkamah Agung dan satu dalang profesional Bayu Aji yang saya kira namanya sudah sangat terkenal," ujar Sigit. 

Menurut Sigit, dengan hadirnya elemen dari TNI, Polri dan masyarakat di acara wayang kulit ini menunjukan bahwa telah terciptanya sinergisitas dan soliditas untuk menjaga dan  mempertahankan nilai persatuan serta kesatuan negara.

"Bahwa untuk mewujudkan Pemilu damai maka Polri-TNI dan seluruh stakeholder terkait juga harus dekat dengan masyarakat," kata Sigit. 

Acara Wayang Kulit lakon Wahyu Cakraningrat ini sendiri, kata Sigit, disaksikan oleh sekitar 80 ribu masyarakat. Dengan antusiasme besar itu, Sigit menegaskan acara yang bersentuhan dengan rakyat seperti ini membuktikan bahwa kesatuan dan persatuan seluruh elemen bangsa terus menguat. 

"Tentunya ini menjadi kegembiraan dan semangat bagi kita semua bahwa sinergitas, soliditas antara TNI, Polri dan rakyat tentunya kita harapkan semakin hari, semakin menguat," tutur Sigit. 

Lebih lanjut, Sigit menilai terjaganya sinergitas bisa menjadi kunci untuk menciptakan pemilu yang damai. Apalagi, Indonesia akan menghadapi bonus demografi ke depannya. 

"Karena kalau persatuan dan kesatuan tidak bisa kita jaga, maka bonus demografi yang kita harapkan betul-betul bisa dimanfaatkan untuk mewujudkan Indonesia maju, bukan terjadi malah sebaliknya. Dan itu yang tentunya kita hindari," katanya.

Oleh karena itu, Sigit mengatakan, untuk saat ini yang paling terpenting adalah terus menjaga sinergitas dan soliditas seluruh rakyat Indonesia. Sigit juga menjelaskan maksud lakon Wahyu Cakraningrat yang ditampilkan. Menurutnya, Wahyu Cakraningrat adalah simbol bagaimana seorang pemimpin berlomba-lomba untuk mendapatkan Wahyu Cakraningrat.

Ia mengatakan Wahyu Cokroningrat ini adalah wahyu yang diberikan kepada pemimpin. Sehingga, kata dia, lakon ini bisa mengilhami dan menjadi harapan seluruh masyarakat Indonesia soal seorang pemimpin nantinya bisa mengerti. 

Ia mengatakan karena pemimpin mengayomi rakyat, tentunya pemimpin harus mengerti dan mendengar apa yang menjadi suara rakyat, terutama harus dekat dengan rakyat, sehingga bisa memimpin dengan baik.

“Ini tentunya filosofi yang kita harapkan, bisa kemudian menjadi semangat bersama untuk mewujudkan Indonesia Maju menuju visi Indonesia Emas 2045," kata Kapolri.

Eka Yudha Saputra

Alumnus Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Bergabung dengan Tempo sejak 2018. Anggota Aliansi Jurnalis Independen ini meliput isu hukum, politik nasional, dan internasional

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus