Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Hukum

Pasutri WNI Pelaku Bom Filipina Mukim Di Sana Sejak Desember 2018

Pasangan suami istri WNI yang menjadi pelaku bom bunuh diri Gereja Katedral di Jolo, Filipina, telah berada di Filipina pada Desember 2018.

24 Juli 2019 | 12.36 WIB

Dua bom meledak di dalam gereja Katedral dan halaman parkir gereja di Jolo, Sulu, Filipina selatan. [CHANNEL NEWS ASIA]
Perbesar
Dua bom meledak di dalam gereja Katedral dan halaman parkir gereja di Jolo, Sulu, Filipina selatan. [CHANNEL NEWS ASIA]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo menuturkan, pasangan suami istri WNI yang menjadi pelaku bom bunuh diri Gereja Katedral di Jolo, Filipina, telah berada di Filipina pada Desember 2018. Pasangan suami istri bernama Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani Saleh itu sebelumnya mukim di Makassar, Sulawesi Selatan,

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Mereka sudah di Filipina sejak Desember 2018, yang membawa mereka adalah Andi Baso," kata Dedi di kantornya, Jakarta Selatan, pada Rabu, 24 Juli 2019. Andi Baso adalah anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Makassar yang kini tengah diburu polisi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan informasi terakhir, Andi baso saat ini sedang berada di Filipina Selatan. Ia diketahui pernah terlibat dalam aksi serangan bom Gereja Oikumene Samarinda pada November 2016.

Identitas pasangan suami istri pelaku bom bunuh diri terungkap setelah anggota JAD Kalimantan Timur bernama Yoga dan JAD Sumatera Barat bernama Novendri ditangkap. "Setelah dilakukan penangkapan terhadap Saudara Novendri dan Yoga di Malaysia, baru mengkait ternyata pelaku bom bunuh diri di Filipina itu adalah dua orang warga negara Indonesia," ujar Dedi.

Pada Januari 2019 lalu, bom meledak di Gereja Katedral di Jolo, Filipina. Tercatat 22 orang tewas dan lebih dari seratus orang luka-luka.

Saat itu, Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano mengklaim pelaku peledakan bom adalah pasangan suami istri berkewarganegaraan Indonesia. Namun saat itu pernyataan Eduardo belum bisa dikonfirmasi Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi. "Kami mendengar kabar bahwa pelakunya warga Indonesia, dari kemarin saya sudah berkomunikasi dengan otoritas Filipina namun sampai pagi ini belum terkonfirmasi hasil identifikasinya," ucap Retno pada 2 Februari 2019 lalu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus