Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resor Jakarta Timur mengungkap detail penyebab pembunuhan gay di Cawang, Jakarta Timur. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Timur Ajun Komisaris Besar Sapta Maulana Marpaung mengatakan tersangka pembunuhan, Petrus Paulus Aulubun, 21 tahun, berkenalan dengan korban, Ali Rahman, 34 tahun, dari grup WhatsApp lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).
"Grup WhatsApp yang berisi kumpulan LGBT bernama Friends Jakarta,” ujar Sapta di Polres Jakarta Timur, Rabu, 18 April 2018. Petrus menghabisi nyawa Ali karena merasa kesal diajak berhubungan badan. Ali mengajak Petrus berhubungan badan melalui pesan WhatsApp. "Namun kami mengklarifikasi bahwa pelaku bukan LGBT," katanya.
Baca: Lokasi Pembunuhan Gay Cawang Sering Jadi Tempat Kejahatan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan Ali ditemukan tewas di Gang Waru, Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin, 16 April 2018, pukul 20.00 WIB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Korban pembunuhan ditemukan dalam kondisi bersimbah darah dengan luka akibat senjata tajam. "Korban luka pada bagian pergelangan tangan kiri, pelipis kiri, mata kiri, dada kanan, punggung kanan, dan paha kanan," ujar Argo, Selasa, 17 April 2018.
Baca juga: Survei SMRC Menyebutkan LGBT Dibenci tapi Wajib Dilindungi Negara
Survei Menyebutkan LGBT dan Komunis Paling Dibenci
Polisi menangkap Petrus di rumah kontrakannya di Wisma Pondok Anugerah Group, Sukadami, Cikarang Selatan, Selasa, 17 April 2018, pukul 06.45. "Ditangkap di rumah kakaknya, Johanes D. Aulubun," kata Argo.
Menurut Argo, Petrus melakukan pembunuhan terhadap Ali karena sakit hati kepada korban. Hal itu disebabkan Ali meminta Petrus mengirimkan foto alat kelaminnya. "Diduga dendam dan sakit hati terhadap korban. Selanjutnya pelaku berikut barang bukti diamankan guna proses penyidikan lebih lanjut," tutur Argo. (*)
Catatan Koreksi: Berita ini diperbaiki redaksi pada Kamis 19 April 2018 dengan mengurangi pengulangan kata 'gay' di tubuh berita agar tidak ada kesan diskriminasi dan/atau melekatkan stigma pada kaum minoritas seperti LGBTQ. Redaksi mohon maaf.
Lihat juga video: Ini Rahasia Sukses Bisnis Anomali Coffee