Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Hukum

Pengamat: Amerika Rugi Embargo Kopassus

Muradi mengatakan keahlian dan keterampilan pasukan Kopassus jika dibandingkan dengan Delta Force jauh lebih baik.

24 Januari 2018 | 14.24 WIB

Presiden Jokowi merayakan Hari Pahlawan bersama Prajurit Kopassus di Cijantung, Jakarta, 10 November 2016. Istman/Tempo
Perbesar
Presiden Jokowi merayakan Hari Pahlawan bersama Prajurit Kopassus di Cijantung, Jakarta, 10 November 2016. Istman/Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta- Pengamat militer dari Universitas Padjajaran Muradi mengatakan, Amerika Serikat merupakan pihak yang paling dirugikan jika masih melakukan embargo terhadap Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat atau Kopassus.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Justru Amerika yang rugi, karena pasukan khusus kita terbaik ketiga sedunia," kata Muradi kepada Tempo pada Rabu, 24 Januari 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Muradi mengatakan keahlian dan keterampilan pasukan Kopassus jika dibandingkan dengan Delta Force (pasukan khusus Amerika) jauh lebih baik. "Mereka rugi menganggap Kopassus ancaman," ujarnya.

Walaupun secara sumber daya manusia Kopassus lebih terampil, Muradi mengatakan pasukan elite itu memiliki masalah terkait teknologi persenjataan. "Amerika hanya unggul di pengembangan teknologi, yang membuat Kopassus tertinggal," ujarnya.

Menteri Pertahanan RI Ryamirzard Ryacudu menerima kunjungan Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis pada Selasa, 23 Januari 2018. Dalam pertemuan tersebut, embargo terhadap Kopassus juga menjadi topik yang dibahas oleh mereka. Ryamirzard meminta James Mattis untuk mencabut embargo tersebut.

Embargo atau restriksi militer Amerika atas Indonesia terjadi dalam konteks masa lalu. Amerika menganggap aparat TNI telah melakukan penyimpangan dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM), di antaranya berkaitan dengan kasus pembantaian di Santa Cruz, Dili, pada 1991.

Embargo dilakukan hanya pada persenjataan yang membunuh. Saat itu, Amerika meminta akuntabilitas pemerintah dalam masalah Timor Timur dan kasus Timika yang menyebabkan salah satu warga Amerika tewas.

Kepada Ryamizard, Mattis berjanji akan mengusahakan dicabutnya embargo tersebut. "Ya dia akan usaha terus lah orang dia udah janji kok," kata Ryamizard.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus