Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Puluhan orang memenuhi rumah di Jalan Wahidin, Semarang, Sabtu sore dua pekan lalu. Mereka khusyuk menatap layar dingdong masing-masing. Suara bising dari 150 perangkat permainan elektronik itu tak membuat mereka yang bermain dingdong curiga. Padahal ada seorang reserse yang tengah mengawasi mereka. Ia tengah menyamar menjadi salah seorang pemain. "Rumah itu diduga pusat judi," kata reserse yang tak mau identitasnya disebut itu kepada Tempo.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo