Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DI atas selembar kasur tipis yang usang, Hardi Tsugumol terbaring di dalam sel. Jika ingin bersandar di dinding, tiga bantal lusuh dia ganjalkan di sekitar punggungnya. Tanpa disangga bantal, tubuhnya melorot, ambruk. ”Badan saya sudah lumpuh,” ujarnya lirih.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo