Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Banda Aceh - Dua korban tragedi Aceh Singkil yang dirawat dirujuk ke Banda Aceh telah membaik setelah dilakukan operasi pengangkatan peluru. Dua korban tersebut adalah Uyung dan Salman, yang dirawat di RSUD Zainal Abidin dan RSU Meuraxa, Banda Aceh.
Direktur RSUD Zainal Abidin, Fachrul Jamal, mengatakan pasien Uyung telah membaik setelah dokter mengangkat peluru di tubuhnya. "Pelurunya diambil dan berhasil. Kondisinya stabil, sudah bisa ngomong," katanya, Jumat, 16 Oktober 2015.
Menurut Fachrul, Uyung dioperasi pada Kamis, 15 Oktober 2015. Dia mengalami luka tembak di bahu kanan. Sesuai dengan hasil CT scan, peluru diketahui menembus paru-paru dan bersarang di rongga dada kanan di antara tulang rusuk.
Dokter Yopie Afriandi Habibie, spesialis yang menangani operasi, mengatakan Uyung tidak mengalami perdarahan serius akibat tembakan. Darahnya sedikit menggumpal di belakang paru-paru akibat luka. Tidak ditemukan komplikasi yang membahayakan.
"Mungkin dalam dua atau tiga hari ke depan sudah bisa berobat jalan," ucapnya.
Sementara itu, Salman, yang dirawat di RSU Meuraxa, dilaporkan kondisinya sudah membaik. Dia terkena tembakan di bagian perut.
Keduanya adalah korban insiden kerusuhan antarwarga di Kabupaten Aceh Singkil, yang disertai pembakaran rumah ibadah. Insiden ini juga menewaskan seorang warga lainnya.
Sebelumnya, Kepala Polda Aceh mengatakan senjata yang digunakan dalam insiden tersebut adalah senapan angin dengan kaliber 55. Senapan itu biasa digunakan warga untuk memburu babi hutan.
Polisi sudah menetapkan 10 tersangka dalam kejadian tersebut. Tiga orang telah ditangkap dan tujuh lainnya masih menjadi buron.
ADI WARSIDI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini