Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Mataram - Tiga tersangka teroris yang ditangkap di Bima, Nusa Tenggara Barat, pada Sabtu, 17 Juni 2017, mengaku sudah siap melakukan aksi teror dengan aparat kepolisian sebagai sasaran utamanya.
Wakik Kepala Kepolisian Daerah NTB Komisaris Besar Imam Margono mengatakan, dari pengakuan tersangka teroris Kurniawan selaku perakit bom, aksi teror yang sudah mereka rencanakan akan melumpuhkan anggota kepolisian di Markas Polsek Woha, Bima, untuk merebut senjata api, lalu mengebom Polsek Woha. “Mereka selanjutnya akan mengebom polsek di Bandara Bima, dan terakhir Mapolres Bima yang akan jadi sasaran,” kata Margono, Senin, 19 Juni 2017.
Baca juga:
Densus 88 Tangkap Dua Terduga Teroris di Bima
Diduga Terkait ISIS, Ini Peran 3 Tersangka Teroris di Bima
Masih menurut pengakuan Kurniawan yang dikorek aparat dalam pemeriksaan, bom akan diledakkan menggunakan bahan TATP (primer high explosive). “Tersangka mengaku akan melakukan percobaan peledakan pada 17 Juni 2017 di jalan lintas Dore Talabiu. Jika sukses, mereka akan melanjutkan dengan mengebom Polsek Woha, yang letaknya berdekatan dengan lokasi percobaan,” tutur Margiono.
Beruntung, rencana aksi itu bisa digagalkan tim Densus 88 dan Satuan Brimob Polda NTB. Terkait dengan ancaman bagi aparat kepolisian, Margono mengatakan pengamanan saat ini digandakan, khususnya untuk Mako Polsek Woha.
Baca pula:
Teroris di Bima, Kapolri Tito: Belajar Bikin Bom dari Bahrun Naim
Penangkapan ketiga tersangka teroris yang diduga merupakan jaringan ISIS tersebut, menurut Margono, adalah bukti bahwa ancaman teroris ISIS makin nyata adanya.
Tiga orang teroris yang ditangkap Densus 88 di Bima, Sabtu, 17 Juni 2017, adalah Kurniawan, Nasrul Hidayat, dan Rasyid Ardiansyah. Mereka adalah bagian dari Jaringan Ansarut Tauhid Daulah Bima yang sudah berbaiat dengan ISIS.
ABDUL LATIEF APRIAMAN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini