Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kriminal

Suasana Polsek Cimanggis Usai Kejadian Polisi Tembak Polisi

Kejadian polisi tembak polisi di Polsek Cimanggis terjadi pada Kamis malam, 25 Juli 2019 antara Bripka Rahmat Efeny dan Brigadir Rangga Tianto.

26 Juli 2019 | 10.41 WIB

Ilustrasi Penembakan Polisi. ANTARA FOTO/Ampelsa
Perbesar
Ilustrasi Penembakan Polisi. ANTARA FOTO/Ampelsa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Depok - Setelah terjadinya peristiwa polisi tembak polisi di ruang Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Kepolisian Sektro Cimanggis, pelayanan di kantor polsek tampak tidak terganggu. Aktivitas pelayanan terlihat normal dengan antrian masyarakat yang ingin mengurus dokumen, seperti Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).

Dari pantauan Tempo pada Jumat pagi, 26 Juli 2019 pukul 10.00 WIB, awak media ramai berkunpul di halaman Polsek Cimanggis. Sementara tampak di ruangan SPK tidak terlihat ada police line.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ruangan pun tampak bersih dan rapi, tidak ada menyisakan sisa darah. Ruangan yang menjadi lokasi penembakan itu tampak dijaga oleh beberapa anggota polisi.

Sebelumnya, seorang personel kepolisian tewas dalam peristiwa penembakan antar polisi di ruang SPK Polsek Cimanggis Depok pada Kamis malam, 25 Juli 2019 sekitar pukul 20.50 WIB. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono membenarkan peristiwa yang menewaskan Brigadir Kepala Rahmat Efendy itu. "Benar," ujarnya saat dikonfirmasi terpisah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Argo menjelaskan, kejadian bermula saat Bripka Rahmat mengamankan pelaku tawuran Fahrul Zachrie ke Polsek Cimanggis sekitar pukul 20.30. Bripka Rahmat turut menyita barang bukti berupa celurit. Tidak lama kemudian datang orang tua pelaku bernama Zulkarnaen bersama Brigadir Rangga Tianto.

Saat itu, kata Argo, Rangga meminta agar Fahrul untuk dibina oleh orang tuanya saja. Namun, korban langsung menjawab proses pemeriksaan sedang berjalan. Dalam kasus ini, Rahmat merupakan pelapor. Rahmat menolak tawaran Rangga dengan nada yang agak keras sehingga membuat Rangga emosi. Akhirnya terjadi peristiwa polisi tembak polisi di ruang SPKT.

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus