Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tujuh warga Jakarta Timur tewas setelah menenggak minuman keras atau miras oplosan. Sedangkan tiga orang lain dalam keadaan kritis dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi, Jakarta Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ya, kasus miras oplosan dengan TKP (tempat kejadian peristiwa) di Duren Sawit, anggota langsung merapat untuk identifikasi," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono melalui pesan pendek di Jakarta, Rabu, 4 April 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kejadian bermula pada Ahad, 1 April 2018, sekitar pukul 17.00 WIB. Saksi mata, Dadang Sudrajat, bertemu dengan tiga korban, yakni Aprizal, Yamaris, dan Rosadi alias Gedat, di sebuah tanah kosong di samping Dapur Cantik, Jalan Raden Inten, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Sekitar pukul 19.00 WIB, Rosadi pergi ke warung untuk membeli minuman yang uangnya hasil patungan. Berselang setengah jam, Rosadi kembali dengan membawa minuman yang mereka sebut sebagai “ginseng.”
Sehari kemudian, 2 April 2018, sekitar pukul 21.00 WIB, Aprizal datang ke rumah Dadang. Rupa-rupanya, Aprizal minta dibawa ke rumah sakit. Permintaan itu dipenuhi Dadang dan mereka pun langsung menuju Rumah Sakit Duren Sawit.
Aprizal lalu meregang nyawa di RS Duren Sawir pada 3 April pukul 04.00 WIB. Yamaris meninggal di Puskesmas Duren Sawit. Sedangkan Rosadi meninggal RS Islam Pondok Kopi.
Setelah dilakukan pemeriksaan di lapangan, korban miras oplosan yang tewas ternyata tidak hanya Aprizal, Yamaris, dan Rosadi. Empat orang lain juga meregang nyawa di RS Islam Pondok Kopi, yaitu Hanarik Darini Alifi, Dede Kurniadi, Raditya Pradipta, dan Yulhendra. Sedangkan korban kritis adalah Budi Setiawan, Kabul, dan Achmad Rifai.