Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Alan Thompson, Tokoh Dibalik Pasokan Air Bersih Jakarta

Pasokan air bersih PALYJA yang dikirim ke masyarakat Jakarta
meningkat sekitar 9 persen dari tahun-tahun sebelumnya

30 Maret 2017 | 17.14 WIB

Alan Thompson, Tokoh Dibalik Pasokan Air Bersih Jakarta
Perbesar
Alan Thompson, Tokoh Dibalik Pasokan Air Bersih Jakarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

INFO BISNIS - Sosok sederhana dan bersahaja memberi kesan pertama yang begitu hangat untuk memulai percakapan dengan pria berkebangsaan Inggris ini. Adalah Alan Thompson, Presiden Direktur PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) yang memulai karir di Indonesia, pada September 2015 yang lalu.


Alan Thompson telah memiliki lebih dari 30 tahun pengalaman dalam pengelolaan air minum dan juga air limbah. Sempat malang melintang di berbagai negara, sampai akhirnya pria lulusan Public Health Enginering, Universitas New Castle Inggris memutuskan untuk bergabung dengan PALYJA.


Alan mengungkapkan, “Indonesia adalah tantangan terbesar dalam karir saya. Banyak hal yang dapat dikerjakan disini dan tentu saja bekerjasama dengan PT PAM JAYA dalam membangun Instalasi Pengolahan Air. Tantangannya adalah bagaimana menyediakan pasokan air bersih ke masyarakat dengan harga yang terjangkau.”ungkapnya.


Berdasarkan pengalamannya sebagai Wakil Presiden Senior Pelayanan Teknis di Suez Amerika Utara Group, Alan menuturkan, “ Harga air di Amerika Serikat sangat tinggi, didukung infrastruktur yang sudah terbangun puluhan tahun sehingga kami hanya tinggal mengembangkan smart solution, yaitu pembacaan meteran air melalui App yang terhubung dengan mobile phone ataupun komputer. Dalam hitungan 20 menit, informasi diberikan oleh operator air terkait dengan volume air yang terpakai.”


“Di Hongkong, China, banyak hotel yang memanfaatkan air laut untuk kebutuhan air bersih  seperti untuk keperluan di toilet. Bahkan di Singapura, air laut juga telah diolah menjadi air minum,” papar Alan, yang juga pernah bekerja di China sebagai Executive Vice President of Water Perancis Sino pada tahun 2010 sampai tahun 2015.


Dibawah kepemimpinan Alan Thompson, PALYJA mulai mengimplementasikan teknologi Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) di Instalasi Kanal Banjir Barat pada tahun 2015. Teknologi MBBR diklaim sebagai teknologi pertama di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Penggunaan partikel yang bernama meteor, dikembangkan oleh degremont melalui material proprietary polyethylene biofilm carries, dimana permukaannya dapat dijadikan media tumbuh bagi mikroorganisme alami. Mikroorgansisme alami yang hidup dalam air inilah yang bermanfaat untuk menetralisasi polutan terlarut.


Alhasil sampai bulan Februari 2017, jumlah pasokan air bersih PALYJA yang dikirim ke masyarakat Jakarta,  meningkat secara signifikan mencapai 9.400 liter per detik atau meningkat sekitar 9 persen dari tahun-tahun sebelumnya hanya sekitar 8.600 liter per detik.  Ini adalah produksi tertinggi sejak PALYJA mulai beroperasi tahun 1998.


Pada awal karirnya, beliau terlibat berbagai projek pengelolaan air di Inggris, dan mengaku menghabiskan waktu di laboratorium pengujian ilmiah di Northumbria Air UK. Selanjutnya beliau memulai karir internasionalnya di Perancis, pada tahun 1999 sampai tahun 2003, sebagai Kepala Proyek Air Minum untuk Lyonnaise des Eaux di Paris, kemudian beliau hijrah ke Amerika dan bergabung di United Water pada tahun 2003 sampai 2007 di Amerika Serikat. Beliau sempat mewakili Perancis dalam Uni Eropa Nasional Asosiasi Pemasok Air (EUREAU) dan Presiden Komisi Air minum untuk kelompok ini pada tahun 2002.


Saat ini, kebutuhan pasokan air bersih di Jakarta mencapai 28.000 liter perdetik, PALYJA bekerjasama dengan PAM JAYA dan PAL JAYA berencana untuk melakukan terobosan penyediaan air bagi daerah yang tidak dialiri sumber air. Alan memaparkan, “ Kami akan membangun skala kecil instalasi pengolahan air untuk melayani komunitas di daerah barat laut Jakarta, seperti misalnya di Penjaringan ataupun Kelapa Gading.”ungkapnya.


Selain itu, langkah penghematan air juga  harus terus dilakukan. Alan mengakui dirinya membatasi penggunaan air keran, “ Ketika saya menggosok gigi, air keran selalu saya matikan. Saya cenderung menggunakan shower daripada bath up. Ini menghemat 60 persen air terbuang. Sekaligus menggunakan kembali sisa air yang tidak terpakai untuk menyiram tanaman atau keperluan lainnya. Saya berpikir, “Masih banyak orang lain yang tidak memiliki akses mendapatkan air,” ujarnya mengakhiri pembicaraan pada acara Walk for Water, 26 Maret 2017 yang bertepatan pula dalam peringatan Hari Air Sedunia. (*)


 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus