Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
INFO PURWAKARTA - Pemerintah Kabupaten Purwakarta kini memiliki Bale Indung Rahayu (tempat kemuliaan ibu), yang kontennya bertutur tentang proses kelahiran manusia dan peran seorang ibu yang merawatnya dengan sentuhan budaya Sunda.
Di sela acara syukuran selesainya pembangunan gedung Bale Indung Rahayu, yang terletak di Jalan RE Martadinata atau Jalan Tengah Purwakarta, Selasa malam, 11 April 2017, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan kehadiran Bale Indung Rahayu ini menjadi pengingat setiap orang, terutama orang Sunda, agar terus eling terhadap jati dirinya. “Pokoknya, kontennya bercerita tentang manusia, mulai usia satu hingga sembilan bulan, dalam kandungan dan dilahirkan, sampai fase usia satu tahun, masa anak-anak, remaja, dewasa, dan kematian,” ujar Kang Dedi, sapaan akrab Dedi Mulyadi.
Yang lebih spesifik lagi, kata Dedi, Bale Indung Rahayu bertutur tentang hidup dan kehidupan di alam Sunda yang ditampilkan secara apik melalui seni relief, lukisan, pahat, dan bangunan. “Dari pola pengasuhan, mainan, makanan, pola hidup, rumah, bertani, sampai kematian,” tuturnya.
Misalnya tentang filsafat pengasuhan Ciluk-Ba, Nang-ning-ning-nang-keung, dan Prang-pring, sewaktu anak masih berusia balita. Lalu, ketika sudah beranjak remaja hingga dewasa, anak-anak Sunda selalu diajari tentang falsafah hidup, budi pekerti, lingkungan, peran indung (ibu), hingga dzukrul maut atau zikir kematian. Ihwal peran indung, betapa kuatnya diajarkan di dalam kehidupan budi pekerti suku Sunda, sebagaimana juga ajaran Islam, yang sangat menghormati peran seorang ibu.
Dedi menggambarkan jika seorang anak kurang mendapatkan perhatian dalam pola pengasuhan seorang ibu, dia dipastikan tidak akan menjadi anak yang saleh dan saleha. “Sebaliknya, hidupnya selalu dilumuri hawa nafsu dan keserakahan duniawi,” ucap Dedi.
Melalui media Bale Indung Rahayu, Dedi juga ingin mengajak para pengkritiknya, yang selama ini menyebutnya sebagai bupati klenik dan syirik, untuk datang dan mempelajari semua proses relasi hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Allah SWT. “Biar semuanya jadi terang benderang dan menghindarkan diri dari perbuatan suuzan,” katanya.
Bale Indung Rahayu, yang juga masuk salah satu destinasi wisata Kota Purwakarta, saat ini sudah boleh dikunjungi oleh umum dan tanpa dipungut bayaran. Budayawan Sunda, Zaeini Arief, mengapresiasi kehadiran Bale Indung Rahayu tersebut. “Saya pastikan akan memberikan khazanah pengetahuan yang luar biasa kepada generasi muda Sunda, khususnya yang kebanyakan sudah tak mengenal lagi budaya leluhurnya,” ujarnya.
Menurut dia, Bale Indung Rahayu kontennya sangat inspiratif. “Ini yang pertama di Jawa Barat,” katanya. (*)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini