Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

KKP Berhasil Kembangkan Teknologi Budidaya Lobster

KKP mendukung penuh budidaya lobster melalui regulasi dan pendampingan untuk peningkatan produktivitas.

5 November 2021 | 12.48 WIB

KKP Berhasil Kembangkan Teknologi Budidaya Lobster
Perbesar
KKP Berhasil Kembangkan Teknologi Budidaya Lobster

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

INFO NASIONAL – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) berhasil membudidayakan lobster. Hal ini sejalan dengan implementasi Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) Nomor 17 Tahun 2021, “Ini berita gembira, Unit Pelaksana Teknis DJPB BPBAP Situbondo berhasil menemukan teknologi budidaya lobster,” ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu, seperti pada keterangannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Upaya ini instruksi dari Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, yang sangat berkomitmen mengembangkan budidaya lobster nasional. “Untuk budidaya lobster, kami di KKP mendukung penuh baik regulasinya, pendampingan dan hal lain yang dibutuhkan untuk peningkatan produktivitas lobster. Karena kita ingin, Indonesia sebagai produsen lobster dunia,” ujar Dirjen yang biasa disapa Tebe.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurutnya, kebijakan menghentikan ekspor Benih Bening Lobster (BBL) dan menggenjot industri budidaya sangat tepat. Dari sisi ekonomi, penghentian eksportasi BBL ke Vietnam akan menurunkan produksi budidaya lobster Vietnam dan memberikan peluang bagi Indonesia untuk merebut pangsa pasar.  “Indonesia punya potensi jadi produsen dunia untuk  lobster, karena kita memiliki sumber BBL di Indonesia yang sangat besar,” kata Tebe.

Hasil penelitian menunjukkan tingkat sintasan atau kelulushidupan lobster di alam hanya 0,01 persen. Sangat berharga sekali jika 1 ekor benih bisa menjadi lobster dewasa yang dapat dikonsumsi.

KKP memastikan kemudahan bagi masyarakat dalam menjalankan kegiatan budidaya lobster di Indonesia, sesuai Permen KP Nomor 17 Tahun 2021 yang belum lama ini terbit. Kemudahan tersebut untuk mendorong berkembangnya budidaya lobster dalam negeri yang bertujuan pada pertumbuhan ekonomi masyarakat dan peningkatan devisa negara melalui ekspor.

Tebe telah melihat langsung Perekayasa dan Litkayasa di BPBAP Situbondo berhasil budidaya lobster dari BBL hingga 30 gram atau tahap pendederan, segmen 1 dan segmen 2 yang tergolong tahapan kritis. Dan juga berhasil pada tahap pembesaran, segmen 3 dan segmen 4 hingga ukuran konsumsi.

Sesuai Permen KP Nomor 17 Tahun 2021, segmentasi usaha budidaya lobster di Indonesia terbagi dalam dua segmentasi usaha meliputi pendederan dan pembesaran. Segmentasi tersebut lalu terbagi dalam empat kategori yakni pendederan I, proses budidaya dimulai dari BBL hingga ukuran 5 gram. Sedangkan pendederan II, diatas 5-30 gram. Pembesaran I, diatas 30-150 gram dan Pembesaran II, diatas 150 gram..

Sementara itu, Koordinator Budidaya Lobster BPBAP Situbondo, Siti Subaidah yang biasa dipanggil Ibet mengemukakan teknologi yang dilakukan di BPBAP Situbondo yakni ada dua metode yaitu menggunakan keramba jaring apung (KJA) dan petak tambak berlapiskan semen (concrete pond) seluas 1.000 m2 di unit pecaron BPBAP Situbondo.

Ibet menjelaskan, untuk menjaga keberlangsungan dari budidaya lobster di tambak, dilakukan pengelolaan kualitas air yaitu penggantian air, siphon serta menggunakan aplikasi kapur, mineral dan probiotik (jika diperlukan). Sedangkan keuntungan dari budidaya lobster di tambak, dapat dikendalikannya parameter kualitas air seperti oksigen, pH, suhu, total bahan organik maupun total bakteri. Sedangkan penggunaan kincir untuk menjaga kandungan oksigen diatas 4 ppm. Hingga saat ini telah berhasil pada pembesaran segmen 3 dan 4 dimana tingkat kelangsungan hidup bisa mencapai 100 persen pada budidaya lobster di tambak.

Kegiatan budidaya lobster pada segmen 1 dan 2 yang dilakukan di KJA dengan dimensi persegi, selain diberikan pakan segar dan kekerangan juga dengan ditumbuhkan red algae untuk menumbuhkan micro crustacea dan juga berfungsi sebagai shelter bagi lobster yang sedang moulting untuk bersembunyi.

Budidaya lobster sangat menguntungkan kalau dilakukan dari BBL, khususnya yang lokasi budidaya merupakan sumber BBL seperti di Banyuwangi.  “Kami akan berbagi kepada masyarakat yang mau melakukan budidaya lobster. Indonesia harus mampu bersaing dengan Vietnam,”ujar Ibet.(*)

Prodik Digital

Prodik Digital

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus