Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO BISNIS - Siapa saja saat ini pasti mengenal batik yang merupakan kebudayaan asli Indonesia, dan bahkan sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Almarhum Nelson Mandela, tokoh dunia dari Afrika Selatan, juga ikut mempromosikannya dengan selalu mengenakan batik untuk segala situasi, termasuk saat berkunjung ke negara-negara sahabat. Mandela mulai mengenakan kain warisan budaya Indonesia ini saat diberi tanda mata usai mengunjungi Tanah Air.
Kerajinan batik ini berasal dari pulau Jawa. Seiring dengan waktu, batik pun mulai merambah kehidupan masyarakat Indonesia yang berada di luar Jawa. Biasanya setiap daerah memiliki corak dan warna berbeda yang disesuaikan dengan karakter budaya daerahnya. Namun pernahkah Anda mendengar batik ramah lingkungan?
Di tengah kemahsyuran batik Indonesia, Rumah Kreatif Balikpapan (RKB) tampil dengan kerajinan batik yang berbeda dengan lainnya. Batik khas Balikpapan ini memiliki corak yang unik, salah satunya adalah batik dengan corak kilang minyak. Corak ini diambil karena Balikpapan merupakan salah satu wilayah penghasil minyak besar di Indonesia. Selain kilang minyak, tumbuh-tumbuhan seperti mangrove, anggrek, pasak bumi dan kantong semar juga mengilhami mereka dalam menghasilkan corak batik Balikpapan.
Semua batik yang dihasilkan merupakan batik ramah lingkungan dengan menggunakan bahan pewarna alami. Bahan pewarna yang digunakan berasal dari secang untuk warna merah, kulit manggis untuk warna ungu, kunyit untuk warna kuning dan jingga, serta daun jambu, mahoni, dan kayumanis untuk mendapatkan warna alami seperti cokelat, krem, dan abu-abu.
Kepopuleran batik Balikpapan ini juga memberikan kontribusi positif bagi perekonomian di kota ini. Menyadari hal itu, pemerintah setempat memberikan dukungan yang besar terhadap perkembangan batik Balikpapan yang diyakini dapat menjadi salah satu objek usaha para pelaku Usaha Kecil & Menengah (UKM). Istri Walikota Balikpapan, Arita Rizal Effendi bahkan meminta para anggota komunitas RKB ini untuk terus berkarya. "Semua anggota harus memiliki jiwa marketing dan keinginan untuk berbuat lebih baik lagi agar produk-produk yang dihasilkan mampu bersaing di pasaran," katanya.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA) Yohana Susana Yembisa mengapresiasi peran RKB dalam memberdayakan kaum perempuan. "Saya sudah melihat rumah kreatif Balikpapan. Ternyata, ibu-ibu di Balikpapan diberdayakan membuat batik tulis termasuk mereka yang difabel. Bergabungnya wanita difabel ini sesuatu yang luar biasa," tuturnya.
RKB ini berdiri atas inisiatif Chevron sebagai perusahaan migas multinasional yang beroperasi di wilayah Kalimantan Timur. Selain menghasilkan migas dari operasi lepas pantai yang penting bagi penyediaan energi nasional, Chevron menjalankan program-program investasi sosial guna mendukung peningkatan kehidupan sosial dan ekonomi, terutama menumbuhkan kewirausahaan yang berkelanjutan serta mandiri. "Melalui kerjasama dengan berbagai mitra, kami mengidentifkasi dan menjalankan beberapa program untuk meningkatkan standar kehidupan sosial ekonomi masyarakat di wilayah operasi kami. Salah satu contohnya adalah RKB ini," ujar Corporate Communications Manager Chevron Indonesia, Dony Indrawan.
Sejalan dengan perekonomian nasional, peran UKM seperti RKB ini penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Hal itu karena UKM bisa berperan sebagai penyedia lapangan kerja bagi jutaan orang yang tidak tertampung di sektor formal. Sektor UKM juga berkontribusi terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), dan sebagai sumber penghasil devisa negara melalui ekspor berbagai jenis produk yang dihasilkan.
Inforial
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini