Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Tokoh NTB, Hamzanwadi, Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Salah satu pengembang gagasan nasionalisme religius untuk kemerdekaan bangsa Indonesia.

10 April 2017 | 15.56 WIB

Salah satu pengembang gagasan nasionalisme religius untuk kemerdekaan bangsa Indonesia.
Perbesar
Salah satu pengembang gagasan nasionalisme religius untuk kemerdekaan bangsa Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

INFO NASIONAL - Bangsa yang besar memang bangsa yang mampu menghargai jasa para pahlawan. Tak terkecuali Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mengusulkan Tuan Guru Kyai Haji (TGKH) Muhammad Zainuddin Abdul Majid atau dikenal dengan nama Hamzanwadi untuk dinobatkan sebagai pahlawan nasional. Bukan hanya pemprov, para kelompok masyarakat, ormas Islam, para tokoh budaya, serta para tokoh etnis dan forum kerukunan beragama di NTB juga mendukung usulan tersebut.


TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid adalah salah satu pengembang gagasan nasionalisme religius untuk kemerdekaan bangsa Indonesia. Setelah menyelesaikan studinya selama 13 tahun di Madrasah Syalwatiyah, Arab Saudi, TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid membentuk organisasi modern berbasis religius, Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Bangsa), pada 1934 di kampung halamannya, Lombok, NTB.


Untuk menelusuri jejak perjuangan TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid, program studi pendidikan sejarah Universitas Negeri Jakarta (UNJ) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi NTB, Pengurus Pusat Nahdlatul Wathan, dan program studi pendidikan sejarah Universitas Hamzanwadi NTB menyelenggarakan seminar nasional bertema “Menelusuri Perjuangan Tuan Guru KH Muhammad Zainuddin Abdul Majid untuk Kemerdekaan Bangsa Indonesia dan Penguatan Negara Kesatuan Republik Indonesia” pada 5 April 2017 di Gedung Dewi Sartika, UNJ, Jakarta Timur.


Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi mengatakan, ”Kontribusi sangat nyata baik dalam pra-kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan, maupun mengisi kemerdekaan.” Pada 1934 TGKH Zainuddin Abdul Majid membangun pesantren Al-Mujahidin, yang berarti para pejuang. Para santri disiapkan untuk menyerbu markas tentara NICA di Selong, Lombok Timur pada 1946.


“Pada waktu itu TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid bersama beberapa pejuang mengatur strategi perang dan mengerahkan murid-murid serta adik kandungnya, yang pada waktu itu tewas dan kini dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Rinjani, Lombok Timur,” ujarnya. Selain itu, kontribusi Hamzanwadi di bidang pendidikan dengan membangun akademi pendidikan pertama yang melahirkan guru di NTB pada 1964.


Sosoknya yang tidak pernah frontal dengan nilai-nilai yang hidup di tengah masyarakat. Dalam pola kepemimpinannya selalu mencermati lalu menyesuaikan dengan apa yang ada di masyarakat sehingga menjadi sesuatu yang lebih beretika dan konstruktif. “Itu yang paling berharga. Kita tidak boleh mempertentangkan apa pun yang hidup di tengah masyarakat. Tugas pemimpin adalah mengarahkan semua potensi demi kemajuan bersama,” tuturnya.


Meskipun mayoritas penduduk NTB beragama Islam, penghayatan keagamaan tidak menciptakan ketegangan sosial. Hal ini disebabkan karena pola pendidikan keislaman yang dibangun TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid melalui Nahdlatul Wathan. “Nilai keislaman dengan keindonesiaan tidak boleh dipisahkan. Kokohnya nilai kebangsaan di NTB berkat kontribusi dalam sistem pendidikan yang beliau bangun,” ucapnya.


Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam sambutannya mengatakan, dalam 60 tahun terakhir sudah 169 pahlawan nasional yang terdaftar. “Meski baru satu yang diusulkan dari NTB, saya yakin perjuangan rakyat NTB dan apa yang sudah dilakukan TGKH Zainuddin tidak kurang dibanding daerah lain,” ujarnya. (*)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus