Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Teheran - Saudara laki-laki Presiden Iran Hassan Rouhani, Hossein Fereydoun, dibebaskan dari penjara setelah memberikan uang jaminan menyusul penahanannya karena tuduhan kejahatan ekonomi.
"Pengadilan menerima uang jaminan yang kami ajukan," kata Fereydoun yang dibebaskan pada Senin malam, 17 Juli 2017, waktu setempat.
Juru bicara pengadilan Gholamhossein Mohseni-Ejeie dalam pengumumannya kepada publik sebagaimana dilaporkan kantor berita ISNA mengatakan, Fereydoun ditangkap pada Ahad, 16 Juli 2017, untuk keperluan penyidikan sejumlah kasus.
Jumlah uang jaminan tidak disebutkan secara resmi oleh pengadilan, namun media lokal melaporkan, pengadilan mengurangi jumlah uang jaminan yang semula Rp 204 miliar diturunkan menjadi Rp 143 miliar.
Penahanan Fereydoun dipandang oleh para pengamat tampaknya bertalian dengan perseteruan lama antara presiden dengan pengadilan yang berlangsung beberapa bulan ini, persisnya sebelum dan sesudah Rouhani terpilih kembali pada pemilu Mei 2017.
Kelompok konservatif yang menguasai lembaga peradilan berhadapan dengan Rouhani yang dikenal sosok moderat. Rouhani juga populer di kalangan masyarakat karena telah melonggarkan penggunaan jaringan media sosial dan membebaskan para tahanan politik.
Rouhani sama sekali tidak berkomentar mengenai penahanan adiknya dan tidak muncul di depan publik sejak peristiwa penahanan itu berlangsung kecuali menghadiri sidang kabinet.
Penahahnan Fereydoun berlangsung setahun setelah ketua Ortganisaasi Inspeksi Jenderal, Naser Seraj, menuduhnya melakukan kejahatan ekonomi.
Seraj menuding Fereydoun telah mempengaruhi penunjukan dua direktur bank, satu di antaranya dituduh oleh Pengawal Revolusi terlibat dalam sebuah skandal korupsi besar.
Sedangkan satu orang direktur lagi dipecat sebagai bagian dari skandal gaji yang dianggap terlalu besar bagi pejabat publik.
Kelompok konservatif ingin Fereydoun diseret ke pengadilan dengan menuduhnya menerima pinjaman tanpa bunga dari para direktur tersebut.
Rouhani terpilih kembali untuk masa jabatan kedua pada Mei 2017 dengan mengantongi 57 persen suara. Tetapi selama kampanye pemilihan, dia mendapatkan serangan dari oposisi atas kebijakannya menangani korupsi.
Dalam debat panas yang disiarkan televisi, ia dituduh memblokir penyelidikan terkait dugaan korupsi yang melibatkan para anggota keluarganya.
ISNA | CHOIRUL AMINUDDIN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini