Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

IAF 2024 Jadi Bentuk Kerja Sama Indonesia dengan Negara-negara Afrika

IAF dirancang sebagai katalisator perubahan, di mana gagasan serta ide diharapkan dapat diwujudkan melalui aksi nyata

29 Agustus 2024 | 20.15 WIB

Menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju saat mengikuti rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa 27 Agustus 2024. Rapat Terbatas terkait Penanganan Mpox dan Persiapan Penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum (IAF) di Bali. TEMPO/Subekti
material-symbols:fullscreenPerbesar
Menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju saat mengikuti rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa 27 Agustus 2024. Rapat Terbatas terkait Penanganan Mpox dan Persiapan Penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum (IAF) di Bali. TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Perhelatan Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 di Bali pada 1-3 September 2024 dirancang sebagai katalisator perubahan, di mana gagasan serta ide diharapkan dapat diwujudkan melalui aksi nyata. Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala Nugraha Manshury optimis dalam kesempatan ini sektor swasta dan BUMN, diperkirakan akan mengikat perjanjian kerja sama senilai USD3,5 miliar (sekitar Rp58 triliun).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Pahala mengatakan forum ini diharapkan tidak hanya membahas rencana-rencana membangun kerja sama antara Indonesia dan Afrika, tetapi juga menghasilkan rencana konkret, mengingat potensi besar yang dapat dikembangkan antara keduanya. Kesepakatan yang dihasilkan dalam IAF bersifat deliverables, yakni kesepakatan yang dapat diimplementasikan dan memberikan dampak langsung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun yang menjadi fokus utama pada forum tersebut adalah transformasi ekonomi, energi dan pertambangan, ketahanan pangan, kesehatan, serta kerja sama pembangunan. Sementara itu, Duta Besar Rwanda untuk Indonesia Abdul Karim Harerimana mengatakan IAF ke-2 akan menjadi forum pertukaran ide dalam mengatasi tantangan pembangunan.

Menurut Abdul, Presiden Rwanda Paul Kagame akan menjadi narasumber dan akan berbagi pengalaman dari negara-negara Afrika, khususnya Rwanda, dalam memperkuat kerja sama pembangunan internasional. Hal itu diharapkan dapat semakin memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Rwanda serta negara-negara Afrika secara keseluruhan, katanya.

"Kehadiran Kagame, bersama dengan para pemimpin Afrika lainnya, diharapkan dapat memperdalam hubungan bilateral dan multilateral, serta membuka peluang untuk kolaborasi yang lebih erat dan saling menguntungkan," kata Abdul.

Selain Presiden Rwanda, Forum IAF di Bali juga akan dihadiri Presiden Liberia Joseph Boakai, Presiden Ghana Nana Akufo-Addo, Perdana Menteri Eswatini Cleopas Dlamini, Presiden Zanzibar yang mewakili Tanzania Hussein Ali Mwinyi dan Wakil Presiden Zimbabwe Constantino Chiwenga.

IAF merupakan platform utama bagi Indonesia serta negara-negara Afrika untuk memperkuat hubungan bilateral, merumuskan langkah strategis serta melakukan upaya bersama dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Kementerian Luar Negeri RI menegaskan komitmen kuat Indonesia untuk membangun jembatan kerja sama yang kokoh dengan negara-negara Afrika, dan karenanya, IAF ke-2 diharapkan dapat melahirkan kesepakatan serta gagasan baru melalui semangat kebersamaan guna membentuk masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus