Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 42 juta ban bekas yang dibuang di gurun pasir Kuwait telah mulai didaur ulang, saat negara Teluk itu menangani masalah limbah yang menciptakan salah satu kuburan ban bekas terbesar di dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tempat pembuangan ban itu hanya berjarak 7 km dari permukiman pinggiran kota. Akbatnya warga sangat terganggu oleh kebakaran besar yang mengeluarkan asap hitam berbahaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tapi bulan ini Kuwait, yang ingin membangun 25.000 rumah baru di lokasi tersebut, telah selesai memindahkan semua ban ke lokasi baru di al-Salmi, dekat perbatasan Arab Saudi, di mana upaya daur ulang telah dimulai, dilaporkan Reuters, 7 September 2021.
Di pabrik yang dijalankan oleh perusahaan daur ulang EPSCO Global General Trading, karyawan menyortir dan merobek ban bekas, sebelum menekan partikel menjadi karet seukuran ubin.
"Pabrik ini membantu masyarakat dengan membersihkan ban bekas yang dibuang dan mengubahnya menjadi produk konsumen," kata mitra dan CEO EPSCO Alaa Hassan dari EPSCO, menambahkan bahwa mereka juga mengekspor produk ke negara-negara Teluk tetangga dan Asia.
Pabrik EPSCO, yang mulai beroperasi pada Januari 2021, dapat mendaur ulang hingga 3 juta ban bekas per tahun, kata perusahaan itu.
Grup Al Khair mengangkut lebih dari setengah ban ke lokasi baru menggunakan hingga 500 truk per hari dan berencana membuka pabrik untuk membakar ban melalui proses yang disebut pirolisis, kata CEO Hammoud al-Marri.
Pirolisis menghasilkan jenis minyak yang dapat dijual untuk digunakan dalam tungku industri seperti pabrik semen, dan abu yang dikenal sebagai karbon hitam yang dapat digunakan di berbagai industri.
Ban bekas adalah masalah lingkungan utama di seluruh dunia karena ukurannya yang besar dan bahan kimia yang dapat dilepaskannya.
Kuwait yang kaya minyak, anggota OPEC dengan populasi sekitar 4,5 juta, memiliki sekitar 2,4 juta kendaraan pada 2019, data Biro Statistik Pusat menunjukkan, naik dari 1,5 juta pada 2010.
Pemerintah Kuwait berharap al-Salmi akan menjadi pusat daur ulang ban bekas, dengan lebih banyak pabrik yang direncanakan.
REUTERS