Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pejabat senior di kelompok Hezbollah mengaku lewat sepucuk pesan ke hakim Tarek Bitarm yang memimpin investigasi atas ledakan di Beirut, bahwa dia terancam dicoret dari daftar orang-orang yang akan memberikan kesaksian dalam upaya pembuktian. Hakim Bitar belum bisa dimintai keterangan saat dihubungi Reuters.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Bitar juga belum mengeluarkan pernyataan apapun atas persoalan tersebut kendati laporan ini sudah menyebar di kalangan media di Lebanon pada akhir pekan lalu. Hezbollah juga bersikap bungkam.
Sebuah truk yang terbakar terlihat di lokasi ledakan tangki bahan bakar di Akkar, di Lebanon utara, 15 Agustus 2021. [REUTERS/Omar Ibrahim]
Lebih dari 200 orang tewas dalam sebuah ledakan dahsyat di gudang penyimpanan bahan kimia di pelabuhan Beirut, Lebanon, pada 4 Agustus 2020. Bahan kimia itu meledak karena disimpan dengan tidak aman.
Bitar adalah hakim kedua yang melakukan investigasi kasus ini. Penyelidikan kasus ini diduga dihalang-halangi oleh fraksi-fraksi berkuasa di Lebanon.
Wartawan LBCI Lara al-Hashem menceritakan dia masuk gedung Palace of Justice di Beirut pada 20 September 2021 untuk memantau perkembangan penyelidikan ini.
“Sumber tersebut bertanya apakah saya akan menemui hakim Bitar? Sumber pun menitipkan sebuah pesan untuk disampaikan pada hakim,” kata al-Hashem.
Sebelumnya pada Rabu, 29 September 2021, ratusan keluarga korban ledakan bahan kimia di sebuah gudang penyimpanan di pelabuhan Beirut, Lebanon, turun ke jalan untuk meluapkan kemarahan. Mereka kecewa karena investigasi atas musibah ini tertunda-tunda.
Sejumlah demonstran turun ke jalan sambil membawa foto-foto para korban, yang dilengkapi dengan tulisan, ‘akhiri segala bentuk korupsi’. Ada pula demonstran yang berdiri dalam diam sambil membawa foto anggota keluarga mereka yang meninggal.
Sejumlah partai berkuasa di Lebanon, termasuk kelompok Hezbollah, kena tuduh sudah bias dalam investigasi ledakan di pelabuhan Beirut itu. Beberapa demonstran berteriak menyebut Hezbollah adalah teroris.
Sumber: Reuters