Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perbaikan Katedral Notre-Dame berlanjut setelah pemerintah Prancis memutuskan untuk mengangkat lockdown virus Corona secara bertahap. Perbaikan gedung berusia 850 tahun itu sendiri, ketika lockdown diterapkan, tertunda selama 1,5 bulan.
"Saya tahu bahwa ketika kehilangan 1,5 bulan masa perbaikan. Namun, hal tersebut tidak terlalu mempengaruhi durasi perbaikan," ujar Rektor Katedral Notre-Dame, Monsignor Patrick Chauvet, sebagaimana dikutip dari Channel News Asia, Senin, 27 April 2020.
Sebagaimana diketahui, Katedral Notre-Dame di Paris, Prancis terbakar pada 15 April tahun lalu. Api yang membakarnya tidak hanya merusak pilar, namun juga struktur atap Notre-Dame.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menjanjikan perbaikan Katedral Notre-Dame usai dalam lima tahun. Namun, berbagai kendala terjadi selama masa perbaikan mulai dari badai salju hingga yang terbaru adalah pandemi virus Corona. Meski begitu, seperti yang dikatakan Chauvet, perbaikan Notre-Dame diyakini akan tetap sesuai target yang ditetapkan.
Chauvet menjelaskan bahwa durasi lima tahun yang ditetapkan Macron bukan durasi perbaikan Notre-Dame secara keseluruhan. Sebaliknya, durasi yang ditetapkan Macros adalah durasi perbaikan hingga gedung bisa digunakan kembali. Dengan kata lain, proses restorasi masih akan tetap berlanjut setelah lima tahun.
Adapun target utama tim perbaikan saat ini, kata Chauvet, adalah membersihkan sisa-sisa scaffolding yang meleleh saat kebakaran. Kebanyakan dari lelehan scaffolding tersebut menyatu dengan struktur katedral sehingga beberapa bagian harus dibongkar untuk membersihkannya.
"Jika semua sisa scaffloding sudah berhasil dibersihkan, maka tahapan untuk membuat katedral aman sudah tercapai," ujar Chauvet.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Prancis akan mulai mengangkat lockdown per bulan ini. Strategi nasional soal pembukaan lockdown baru akan disampaikan oleh Presiden Macron pada hari Selasa esok. Namun, beberapa bisnis non-esensial sudah diperbolehkan kembali beroperasi dengan sejumlah pembatasan. Sejauh ini, Prancis memiliki 162.100 kasus dan 22.856 korban meninggal akibat virus Corona (COVID-19).
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini