Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Luka Psikologis Mendorong Anak-anak di Gaza Ingin Bunuh Diri

Tim dari Dokter Lintas Batas mengungkap anak-anak di Gaza yang selamat dari perang mengalami luka psikologis berat.

23 Februari 2024 | 16.00 WIB

Warga Palestina berupaya menyelamatkan seorang anak laki-laki yang terperangkap di reruntuhan setelah serangan Israel terhadap sebuah rumah di Jabalia di Jalur Gaza utara, 19 Oktober 2023. REUTERS/Anas al-Shareef
Perbesar
Warga Palestina berupaya menyelamatkan seorang anak laki-laki yang terperangkap di reruntuhan setelah serangan Israel terhadap sebuah rumah di Jabalia di Jalur Gaza utara, 19 Oktober 2023. REUTERS/Anas al-Shareef

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Christopher Lockyear Kepala Doctors Without Borders (dokter lintas batas) pada Kamis, 22 Februari 2024, mengungkap pada Dewan Keamanan PBB kalau tim Dokter Lintas Batas yang bertugas di Jalur Gaza menemukan kasus baru yang dinamai WCNSF - wounded child, no surviving family.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Anak-anak yang selamat dari peperangan tidak akan mampu menanggung luka dari apa yang sudah mereka saksikan. Luka trauma, luka fisik dan luka-luka yang tidak tampak oleh mata,” kata Lockyear.

Menurut Lockyear, warga Gaza secara berulang kali harus mengungsi dari satu tempat ke tempat lain, mereka ketakutan dan menyaksikan anggota keluarga mereka dibom di depan mata. Luka-luka psikologi telah membuat anak-anak serta remaja di Gaza mengatakan pada tim Dokter Lintas Batas memilih lebih baik mati. Kalimat seperti itu, bahkan diucapkan anak usia 5 tahun.

Lockyear pun mengutarakan kekecewaan pada Amerika Serikat karena sudah berkali-kali menggunakan hak veto untuk memblokade Dewan Keamanan PBB soal gencatan senjata kemanusiaan. Perang Gaza adalah perang yang terjadi antara Israel dengan kelompok Hamas yang berkuasa di wilayah tersebut.

       

“Warga Gaza membutuhkan sebuah gencatan senjata, sekarang. Mereka membutuhkan gencatan senjata yang berkelangsungan, bukan sementara atau periode tenang. Apapun yang kurang dari hal ini adalah kelalaian besar,” kata Lockyear.

Amerika Serikat tercatat sudah tiga kali menjatuhkan tiga kali veto pada resolusi Dewan Keamanan PBB sejak serangan 7 Oktober 2023. Veto terbaru dijatuhkan pada Selasa, 20 Februari 2024, di mana resolusi Dewan Keamanan PBB menuntut ada gencatan senjata kemanusiaan dalam tempo secepat-cepatnya, bukan lagi mendorong gencatan senjata sementara terkait pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas.

Duta Besar Cina untuk PBB Zhang Jun mengaku sangat terkejut dengan pengakuan yang disampaikan Lockyear. Dia berharap, foto tragis yang digambarkan Lockyear soal kondisi Gaza bisa menyentuh hati nurani anggota Dewan Keamanan PBB           

Sumber: Reuters

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus