Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Caracas – Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, menuding penasehat keamanan nasional Amerika Serikat, John Bolton, memimpin sebuah rencana untuk menginvasi negara Amerika Selatan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca:
Seperti dilansir RT, Maduro juga mengatakan Bolton menyiapkan rencana pembunuhan terhadap dirinya.
Maduro mengeluarkan tudingan ini dalam jumpa pers beberapa hari setelah pesawat pengebom Rusia mendarat di Ibu kota Caracas untuk melakukan latihan militer bersama. Datangnya pesawat iIni menimbulkan perang mulut antara Moskow dan Washington.
“John Bolton telah ditugaskan, sekali lagi, sebagai kepala plot untuk mengisi Venezuela dengan kekerasan dan mencoba melakukan intervensi militer asing,” kata Maduro dalam jumpa pers seperti dilansir Reuters pada 12 Desember 2018 waktu setempat.
Baca:
Maduro menuding Bolton berkoordinasi dengan tentara bayaran terlatih di sejumlah basis militer di Kolombia dan AS.
Maduro mengatakan ini tanpa menunjukkan bukti atas pernyataan yang dibuatnya. Hubungan Venezuela dan AS semakin memburuk belakangan ini menyusul ambruknya perekonomian negara Amerika Latin itu.
Menurut Gedung Putih, Rusia mengatakan kepada AS kapal-kapal pengebom itu bakal meninggalkan Venezuela pada Jumat, 14 Desember 2018.
Baca:
Seperti dilansir Reuters, Presiden AS, Donald Trump, pernah mengatakan pada 2017 ada opsi militer terkait Venezuela. Ini membuat Maduro menuding Washington mencoba menjatuhkan pemerintahan kiri yang dipimpinya, yang dibantah AS.
Baca:
Bolton dikenal sebagai pejabat AS yang telah lama melawan pemerintahan kiri di Amerika Latin. Dia mengumumkan baru-baru ini ada sanksi buat Venezuela pada bulan lalu sebagai bagian untuk melawan pemerintahan tirani Venezuela, Kuba, dan Nikaragua atau Troika of Tyranny.