Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel memutuskan orang-orang yang terbukti melakukan rasis secara online terhadap para pemain sepak bola, akan membuat orang tersebut tidak boleh menyaksikan pertandingan olahraga secara langsung minimal selama 3 tahun dan maksimal 10 tahun. Putusan ini diatur dalam undang-undang Inggris yang baru bernama Football Banning Orders.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Football Banning Orders diberlakukan untuk mencegah kekerasan atau kekacauan selama pertandingan sepak bola berlangsung. Aturan ini juga untuk mengatasi ujaran kebencian, yang disampaikan secara online.
Pesepak bola Inggris Raheem Sterling (kanan) memperebutkan bola dengan pesepak bola San Marino Adolfo Hirsch dalam pertandingan kualifikasi Piala Eropa 2016 di Stadion Wembley, London, Inggris, Kamis 9 Oktober 2014. REUTERS/Eddie Keogh
Sebelumnya pada Juli 2021, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson bersumpah akan memperketat kebijakannya setelah terjadi kasus pelecehan rasis pada sejumlah pemain kulit hitam dari Inggris. Hinaan dilontarkan setelah Inggris kalah dalam final Euro 2020.
“Pada musim panas ini, kami melihat permainan yang bagus dirusak oleh rasisme yang memalukan di kolom online. Orang-orang itu bersembunyi dibalik keyboards dan melecehkan pemain kami,” kata Patel.
Menurut Patel, orang – orang yang bertanggung jawab melakukan pelecehan secara online, harus dihukum. Football Banning Orders akan memastikan mereka yang bersalah, dilarang menghadiri segala bentuk pertandingan sepak bola.
Football Banning Orders diajukan pada awal 2022 dalam bentuk amandemen RUU polisi, kejahatan, hukuman dan pengadilan.
Sumber: Reuters
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.