Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Presiden Duterte Ingin Ganti Nama Filipina Jadi Maharlika

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mencetuskan keinginan mengganti nama Filipina dengan Maharlika yang artinya pangeran.

13 Februari 2019 | 07.00 WIB

Rodrigo Duterte.[CBCPNews]
Perbesar
Rodrigo Duterte.[CBCPNews]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Senin, 11 Februari 2019, mencetuskan gagasan mengubah nama Filipina menjadi Maharlika. Nama Maharlika dinilai lebih cocok untuk identitas Filipina yang berada di kawasan Malay atau Melayu.   

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Kata Filipina ditemukan oleh penjelajah asal Portugal bernama Ferdinand Magellan yang menggunakan mata uang Spanyol bergambar Raja Philip. Tidak apa-apa, mari kita ubah menjadi Maharlika,” kata Duterte dalam sebuah pidatonya saat menyerahkan sejumlah sertifikat tanah di Maguindanao, Filipina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Keluarga awak kapal angkatan laut Filipina melambaikan bendera negara mereka untuk menyambut kapal barunya yang bernama BRP Davao del Sur di Pelabuhan Selatan Manila, Filipina, 10 Mei 2017. Angkatan Laut Filipina menyambut datangnya kapal amfibi kedua buatan Indonesia sebagai bagian dari program modernisasi militer. (AP Photo)

Dikutip dari news.abs-cbn.com, Selasa, 12 Februari 2019, Filipina berasal dari nama Raja Spanyol yang pada abad ke-16 dipimpin oleh Raja Philip II. Pada masa itu, Filipina menjadi jajahan Spanyol. Penjelajah asal Spanyol Ruy Lopez de Villalobos adalah salah satu tokoh yang mencetuskan nama Las Islas Filipinas bagi Kepulauan Filipina.

Namun mantan anggota Senat Eddie Ilarde mengajukan proposal rancangan undang-undang 195 ke parlemen untuk mengubah nama Filipina menjadi Maharlika yang memiliki arti dibuat dengan mulia. Nama Maharlika menurut sejarah juga memiliki sejumlah arti yakni orang bebas, pangeran atau bangsawan.    

Menurut tim penyidik Amerika Serikat, mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos, juga pernah menggunakan kata Maharlika saat perang dunia II untuk memalsukan catatan militer negaranya.

Marcos mengklaim telah memerintahkan sekelompok gerilyawan yang dikenal Unit Maharlika, tetapi New York Times dalam pemberitaannya menyebut pada 1945 dan 1948 sejumlah perwira Angkatan Darat Filipina menolak permintaan Marcos untuk pengakuan resmi unit tersebut dan menyebut klaim Marcos terdistorsi, dibesar-besarkan, curang, kontradiktif, dan absurd. Tim penyidik di militer Filipina akhirnya menyimpulkan Unit Maharlika adalah fiktif.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus