Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Presiden Sri Lanka Lanjutkan Pelarian ke Singapura Tinggalkan Maladewa

Presiden Sri Lanka bersiap meninggalkan Maladewa. Ia akan kabur ke Singapura.

14 Juli 2022 | 08.26 WIB

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa (kanan) melantik Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe (kiri) sebagai menteri keuangan baru, di Kolombo, Sri Lanka, 25 Mei 2022. (Twitter/@GotabayaR)
Perbesar
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa (kanan) melantik Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe (kiri) sebagai menteri keuangan baru, di Kolombo, Sri Lanka, 25 Mei 2022. (Twitter/@GotabayaR)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa melanjutkan pelariannya ke Singapura. Ia bersiap meninggalkan Maladewa dan sedang menunggu pesawat pribadi yang mengangkutnya ke negeri Singa itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Daily Mirror melaporkan Gotabaya Rajapaksa belum berangkat ke Singapura dengan penerbangan terjadwal Singapore Airlines dari Male ke Singapura. Rajapaksa bersama istrinya Ioma Rajapaksa dan dua petugas keamanan sebelumnya dijadwalkan berangkat ke Singapura dengan pesawat SQ437 semalam. Namun dengan alasan keamanan, ia tak jadi naik pesawat tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gotabaya Rajapaksa dan istrinya bersama dua pengawal terbang dari Bandara Internasional Katunayake, Sri Lanka pada Rabu ke Maladewa. Ia pergi setelah mendapat persetujuan penuh dari Kementerian Pertahanan Sri Lanka. Menggunakan pesawat Angkatan Udara, Rajapaksa meninggalkan Sri Lanka pada Rabu subuh, 13 Juli 2022.

Di Maladewa, unjuk rasa terjadi memprotes kedatangan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa. Puluhan orang mendesak Pria, kota di Maladewa agar menolak Gotabaya.

Demonstran yang merupakan warga Sri Lanka itu membawa bendera dan spanduk yang mencela Gotabaya Rajapaksa. Presiden Sri Lanka itu melarikan diri pada Rabu pagi setelah pengunjuk rasa menyerbu kediamannya di Kolombo akhir pekan lalu. Rakyat Sri Lanka marah dan kecewa karena krisis ekonomi yang memburuk di negara kepulauan tersebut.

"Teman-teman Maladewa yang terhormat, mohon minta pemerintah Anda tidak melindungi para penjahat," kata spanduk hitam putih yang dipegang oleh orang-orang Sri Lanka yang bekerja di Maladewa.

Dalam video lokal, Rajapaksa diteriakan oleh pengunjuk rasa saat berjalan keluar dari bandara Internasional Velana. Ia datang dengan menggunakan pesawat militer.

Ketika warga Sri Lanka memprotes di area pantai di Male pada Rabu, polisi Operasi Khusus menyita spanduk dan membubarkan para demonstran. Menurut media lokal, Gotabaya Rajapaksa tinggal di sebuah resor eksklusif dan akan berangkat ke Uni Emirat Arab atau Singapura pada Rabu malam.

"Dia akan diasingkan di salah satu dari dua lokasi itu," kata seorang sumber keamanan Sri Lanka di Kolombo. "Keamanannya akan menjadi tantangan karena ada komunitas Sri Lanka di kedua negara itu."

Partai Progresif Maladewa yang merupakan partai oposisi utama menentang pemberian akses gratis ke Rajapaksa. Saat ini ia menghadapi beberapa kasus pengadilan termasuk tuduhan kejahatan perang. "Kami mengkhianati teman-teman di Sri Lanka dengan menerima Rajapaksa, sosok yang dibenci di negara itu," kata seorang pemimpin partai.

Banyak orang Sri Lanka yang bekerja di Maladewa. Mereka bekerja di bidang pendidikan, kesehatan, dan perhotelan di Maladewa.

Sri Lanka menghadapi krisis ekonomi terburuk sejak merdeka. Akibatnya terjadi protes besar-besaran menuntut penggulingan Gotabaya Rajapaksa sebagai Presiden. Ketua parlemen Sri Lanka Mahinda Yapa Abeywardena mengatakan para pemimpin partai politik telah memutuskan untuk memilih presiden baru pada 20 Juli melalui pemungutan suara di parlemen.

Baca: Sri Lanka Rusuh, Demonstran Serbu Rumah Perdana Menteri

NDTV 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus