Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Protes Berdarah di Kazakhstan, Polisi Tembak Mati Puluhan Pengunjuk Rasa

Polisi menembaki puluhan pengunjuk rasa di Kazakhstan dalam protes yang berlangsung rusuh itu.

7 Januari 2022 | 09.49 WIB

Seorang pria berdiri di depan gedung kantor walikota yang dibakar selama protes yang dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar di Almaty, Kazakhstan 6 Januari 2022. REUTERS/Pavel Mikheyev
material-symbols:fullscreenPerbesar
Seorang pria berdiri di depan gedung kantor walikota yang dibakar selama protes yang dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar di Almaty, Kazakhstan 6 Januari 2022. REUTERS/Pavel Mikheyev

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan keamanan di Kazakhstan menembak mati puluhan pengunjuk rasa dalam protes berdarah yang dilakukan kemarin, Kamis, 6 Januari 2022. Polisi dan demonstran bentrok sehingga menyebabkan timbulnya korban jiwa. Sebanyak 12 anggota polisi juga tewas dalam ledakan keras yang membuat para demonstran menyerbu gedung-gedung pemerintah dan membakarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Menurut pihak berwenang, seorang petugas polisi ditemukan telah dipenggal kepalanya dalam kerusuhan tersebut. Pengunjuk rasa kembali turun ke jalan pada Kamis di Kota Almaty, yang merupakan terbesar di negara itu. Sehari sebelumnya massa membobol kediaman presiden dan kantor walikota di sana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Polisi telah dikerahkan, termasuk di ibu kota Nur-Sultan, yang dilaporkan tenang. Pasukan penjaga perdamaian pimpinan Rusia sedang dalam perjalanan.

Video dari kantor berita Rusia Tass menunjukkan polisi menembaki demonstran di sebuah jalan dekat Republic Square, tempat para demonstran berkumpul. Pada Kamis malam, kantor berita Tass melaporkan pengunjuk rasa telah disapu dari alun-alun namun tembakan sporadis terus berlanjut.

Sebelumnya, layanan berita Sputnik Rusia melaporkan bahwa tembakan dilepaskan saat polisi mengepung sekitar 200 pengunjuk rasa di kota itu. Menurut juru bicara polisi Saltanat Azirbek kepada stasiun televisi Khabar-24, puluhan penyerang telah ditangkap.

Kerusuhan menyebabkan 12 polisi tewas dan 353 terluka, menurut Khabar-24 yang mengutip pejabat kota. Kementerian Dalam Negeri mengatakan 2.000 orang telah ditangkap.

Puluhan ribu orang, beberapa dilaporkan membawa tongkat dan tameng, turun ke jalan sejak beberapa hari terakhir. Unjuk rasa itu adalah yang terburuk di Kazhakstan sejak merdeka dari Uni Soviet tiga dekade lalu.

Demonstrasi dimulai karena kenaikan harga bahan bakar hampir dua kali lipat. Namun unjuk rasa lebih karena ketidakpuasan terhadap pemerintah.

Dalam sebuah konsesi, pemerintah pada hari Kamis mengumumkan batas harga 180 hari untuk bahan bakar kendaraan dan moratorium kenaikan tarif utilitas. Tidak jelas apa efek dari gerakan itu.

Presiden Kassym-Jomart Tokayev dalam beberapa pilihan yang sulit. Terombang-ambing mencoba menenangkan para pengunjuk rasa atau menerima pengunduran diri pemerintahannya serta menjanjikan tindakan keras untuk memadamkan kerusuhan. Ia menuduh pengunjuk rasa sebagai kelompok teroris.

Dalam unjuk rasa yang berujung rusuh itu, layanan internet dan sinyal telepon seluler terganggu sehingga berita tentang kejadian di Kazakshtan tak mudah diperoleh. Bandara di Almaty dan satu kota lainnya ditutup.

Baca: Rusia Terjunkan Pasukan untuk Bantu Redakan Kerusuhan di Kazakhstan

ABC NEWS.GO | EURONEWS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus