Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Ratusan Koala Mati Dibunuh di Australia

Sengaja dilakukan eutanasia demi menjaga populasi.

5 Maret 2015 | 00.40 WIB

Koala koleksi kebun binatang Featherdale Wildlife, Sydney, Australia. Foto: Anis D Setiawati
Perbesar
Koala koleksi kebun binatang Featherdale Wildlife, Sydney, Australia. Foto: Anis D Setiawati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Sydney - Sedikitnya 700 koala mati dibunuh oleh petugas di wilayah sebelah tenggara Australia karena populasinya dianggap berlebihan.

Menurut Menteri Lingkungan Hidup negara bagian Victoria, Lisa Neville, Rabu, 4 Maret 2015, binatang tersebut sengaja dibunuh atau dilakukan eutanasia di kawasan Cape Otway, dekat taman wisata Great Ocean Road, sejak 2013 dan 2014.

"Pembunuhan itu sengaja dilakukan untuk menghindari koala-koala tersebut menderita karena mereka tidak bisa mendapatkan makanan yang cukup," kata Neville dalam sebuah pernyataan seperti dikutip kantor berita AFP.

Dia menambahkan, "Tingkat kepadatan populasi koala meningkat hingga 20 koala per hektare di Cape Otway." Petugas menemukan 686 koala dengan kesehatan memburuk di sana.

Meskipun populasi di Cape Otway meledak, keberadaan binatang berbulu yang banyak digemari orang ini kian terancam di tempat lain dalam beberapa dekade. Ancaman tersebut berupa kehilangan habitat, penyakit, diserang anjing, kebakaran hutan, dan sebab lainnya.

Dr Desley, ahli koala dari Universitas Deakin, mengatakan kepada stasiun radio 3AW bahwa dia mendukung pemusnahan koala. "Jumlah koala di Cape Otway sangat padat," ucapnya. "Bahkan tidak ada dedaunan yang tersisa untuk makanan. Mereka mati karena kelaparan."

Frank Fotinas, pengelola Bimbi Park Caravan Park di Cape Otway, mengatakan lebih baik dilakukan eutanasia terhadap koala-koala itu daripada mereka musnah akibat penyakit atau mati karena kelaparan dan penyebab alami lainnya.

"Seluruh wilayah ini (Cape Otway) mencium bau kematian koala," katanya kepada ABC, seraya menambahkan, binatang-binatang ini telah meninggalkan pepohonan dan menuju jalanan untuk mencari makanan. 

AL JAZEERA |THEAGE.COM.AU | CHOIRUL

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Choirul Aminuddin

Choirul Aminuddin

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus