Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Rudy Giuliani Mantan Penasehat Trump Digugat karena Pelecehan Seks

Rudy Giuliani digugat oleh mantan karyawannya atas tuduhan melakukan pelecehan seks selama bekerja padanya.

17 Mei 2023 | 10.06 WIB

Rudy Giuliani saat konferensi pers.[Sky News]
material-symbols:fullscreenPerbesar
Rudy Giuliani saat konferensi pers.[Sky News]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Rudy Giuliani, bekas penasehat mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Senin, 15 Mei 2023, digugat oleh Noelle Dunphy mantan pegawainya sebesar USD 10 juta (Rp 148 miliar) atas tuduhan pelecehan seksual. Dunphy mengklaim Giuliani terus-menerus mengganggunya agar mau melakukan oral seks.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam gugatannya, Dunphy juga menyebut Giuliani melakukan penghinaan dan menolak membayar gaji sesuai yang dijanjikan atas perkerjaannya. Gugatan itu dilayangkan Dunphy ke Mahkamah Agung Manhattan dengan menyebut Giuliani sebagai maniak seks yang sering mabuk dan mengkonsumsi Viagra, bahkan menuntut dipuaskan lewat telepon seks.  

 

“Dia (Dunphy) diminta bekerja tanpa busana, memakai bikini atau celana pendek dengan bendera Amerika yang dibelikan Giuliani untuknya. Merabanya dan mencoba melakukan kontak seksual saat mereka seharusnya bekerja,” demikian bunyi gugatan Dunphy.

 

Tindak pelecehan tersebut dilakukan tak lama setelah Dunphy mulai direkrut bekerja pada 2019 di bidang hukum. Dunphy mengklaim telah merekam (perbuatan bejat) Giuliani, di antaranya membuat pernyataan bernada seksual, vulgar dan komentar rasis soal Yahudi, politikus perempuan dan target kemarahan lainnya. Tim pengacara Dunphy enggan membagikan keterangan lebih detail karena bagian dari penyelidikan.            

 

Giuliani sebelumnya dituduh menjual pengampunan dari Trump senilai USD 2 juta (Rp 29 miliar), di mana uang tersebut dibagi dua dengan Trump. Dunphy pun diminta untuk menunjuk siapapun yang ingin diberikan pengampunan tersebut asalnya dia mau bungkam atas tindak pelecehan yang dialaminya.   

 

Bukan hanya itu, Dunphy mengklaim telah ditekan untuk berbohong kepada FBI dengan mengatakan kalau kekalahan pemilu Trump 2020 karena hasil pemilu dicurangi.

 

Dunphy menggambarkan pekerjaanya meliputi menjadwalkan kegiatan Giuliani dan membantu membuat imagenya bagus di mata publik. Namun dia pun mengaku dipaksa bekerja diluar hal yang menjadi tugas-tugasnya karena Giuliani ketika itu sedang dalam proses perceraian dengan istrinya. Dunphy dipecat oleh Giuliani pada 2021 tanpa digaji. Dalam gugatannya, Dunphy mengklaim mantan bosnya itu berutang padanya sebesar USD 2 juta (Rp 29 miliar).

 

Sumber: RT.com

 

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.       

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus