Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Singgung Diskriminasi Ras, Dirjen WHO Bandingkan Kasus Tigray dan Ukraina

Dirjen WHO melihat indikasi rasisme di balik minimnya perhatian internasional pada nasib warga sipil di wilayah Tigray, Ethiopia dibandingkan Ukraina

18 Agustus 2022 | 15.45 WIB

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menghadiri konferensi pers yang diselenggarakan oleh Asosiasi Koresponden Persatuan Bangsa-Bangsa Jenewa (ACANU) di tengah wabah Covid-19 di markas WHO di Jenewa Swiss 3 Juli, 2020. [Fabrice Coffrini / Pool melalui REUTERS]
Perbesar
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menghadiri konferensi pers yang diselenggarakan oleh Asosiasi Koresponden Persatuan Bangsa-Bangsa Jenewa (ACANU) di tengah wabah Covid-19 di markas WHO di Jenewa Swiss 3 Juli, 2020. [Fabrice Coffrini / Pool melalui REUTERS]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus melihat indikasi rasisme di balik minimnya perhatian internasional pada nasib warga sipil di wilayah Tigray, Ethiopia, yang dilanda perang dibandingkan Ukraina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Tedros menyebut Tigray dilanda krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Sekitar 6 juta warga tidak dapat mengakses layanan dasar. Ia secara emosional mempertanyakan mengapa situasinya tidak mendapatkan perhatian yang sama dengan konflik Ukraina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Mungkin karena warna kulit warganya," kata Tedros dalam jumpa pers virtual, Rabu, 17 Agustus 2022.

Pada April 2022, Tedros juga mengeluhkan, apakah "kehidupan hitam dan putih" dalam keadaan darurat di seluruh dunia diberikan perhatian yang sama. Tedros sendiri berasal dari Tigray.

Direktur kedaruratan WHO Mike Ryan juga mengecam kurangnya kekhawatiran tentang kekeringan dan kelaparan yang terjadi di Tanduk Afrika. Selain itu ia juga prihatin dengan ancaman krisis kesehatan berikutnya.

"Sepertinya tidak ada yang peduli tentang apa yang terjadi di Tanduk Afrika," kata Ryan, berbicara pada konferensi pers virtual pada Rabu, 17 Agustus 2022.

WHO menyerukan donasi US$123,7 juta atau Rp1,8 triliun untuk mengatasi masalah kesehatan akibat meningkatnya kekurangan gizi di Afrika. Diperkirakan sekitar 200 juta orang hidup dan jutaan orang kelaparan di benua tersebut.

SUMBER: REUTERS

Daniel Ahmad Fajri

Bergabung dengan Tempo pada 2021. Kini reporter di kanal Nasional untuk meliput politik dan kebijakan pemerintah. Bertugas di Istana Kepresidenan pada 2023-2024. Meminati isu hubungan internasional, gaya hidup, dan musik. Anggota Aliansi Jurnalis Independen.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus