Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pihak berwenang Korea Utara menangkap seorang tentara yang menjaga perbatasan China karena menggunakan metamfetamin atau sabu. Tentara itu menggunakan posisinya untuk mendapatkan uang dengan menerima suap dari penyelundup yang mencari nafkah dengan mengimpor barang secara ilegal dari China. Uang yang didapatnya digunakan untuk membeli narkoba, menurut sumber seperti dilansir dari Radio Free Asia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berbekal informasi dari seseorang di lingkungan dekatnya, polisi membekuk tentara yang bertugas di perbatasan Hyesan, provinsi Ryanggang itu. “Dia adalah seorang prajurit senior dan ditangkap ketika sedang menggunakan narkoba di rumah pacarnya yang berusia 23 tahun,” kata warga tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selama penyelidikan polisi, tentara tersebut mengaku telah menerima suap dari penyelundup sejak ditempatkan di sana pada 2019. Dia menggunakan uang yang dia peroleh untuk membeli sabu.
Ada lima brigade dari Komando Keamanan Perbatasan bersenjata yang ditempatkan di perbatasan utara Korea Utara dengan China dan Rusia, di sepanjang sungai Yalu dan Tumen. Tidak seperti unit tentara biasa, tentara penjaga perbatasan memiliki lebih banyak kesempatan untuk mendapatkan uang melalui suap terkait penyelundupan dan aktivitas lintas batas.
Prajurit ini juga merampok orang untuk mendanai kebiasaan narkobanya. “Saat tentara kehabisan uang, dia beberapa kali merampok rumah warga untuk membeli sabu,” kata sumber pertama. “Dia juga merampok seorang wanita di jalan pada malam hari, mencuri ponselnya dan melarikan diri.”
Sumber itu mengatakan bahwa perilaku buruk para tentara terus meningkat, tetapi tidak ada bukti kuat yang mendukung hal ini.
Tentara Korea Utara mencuri dokumen hingga merampok..
Dalam kasus lain, seorang tentara perbatasan di Kabupaten Pochon, di provinsi yang sama, melarikan diri dari unitnya dengan membawa dokumen curian. Kejadian ini bermula ketika sang prajurit merasa kesal karena diinterogasi oleh seorang perwira senior di depan seluruh kompi, kata warga Ryanggang lainnya.
“Dokumen yang hilang diketahui tidak signifikan, tetapi brigade mengeluarkan perintah untuk menangkap tentara yang melarikan diri bersama dengan dokumennya,” katanya.
Agen dikerahkan untuk mencari tentara yang melarikan diri dan pihak berwenang mengeluarkan peringatan memberitahu warga untuk segera melaporkan jika ada orang asing yang mengunjungi rumah mereka, kata warga kedua.
“Tentara komando keamanan perbatasan berjuang selama beberapa hari tanpa tidur nyenyak saat mereka mencari tentara yang melarikan diri,” katanya. "Komandan kompi prajurit dan batalion akan dimintai pertanggungjawaban atas tindakannya."
Pemerintahan Kim Jong Un menerapkan aturan yang ketat terhadap warganya. Sebelumnya, Korea Utara melarang perempuan merokok di depan umum karena dinilai mempromosikan budaya kapitalis dan memadamkan moral sosialis.
Tapi aturan itu tak berlaku untuk pria. Kim Jong Un, misalnya, adalah perokok berat yang sering terlihat di media pemerintah sedang memegang rokok yang menyala. Di Korea Utara, wajar bagi pria untuk merokok, tetapi perempuan tidak diizinkan melakukan hal yang sama.
RADIO FREE ASIA
Pilihan Editor: Ombudsman Thailand Minta MK Tunda Pemilihan Perdana Menteri pada 27 Juli