Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Trump Kenakan Denda ZTE Rp 18,3 Triliun Gara-gara?

Trump juga meminta perombakan manajemen ZTE, yang merupakan perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Cina.

27 Mei 2018 | 10.54 WIB

Presiden Donald Trump memberikan pernyataannya terkait seruannya untuk menyerang Suriah di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 13 April 2018. REUTERS/Yuri Gripas
Perbesar
Presiden Donald Trump memberikan pernyataannya terkait seruannya untuk menyerang Suriah di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 13 April 2018. REUTERS/Yuri Gripas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Washington -- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan perusahaan raksasa telekomunikasi asal Cina, ZTE, akan membayar denda US$1,3 miliar atau Rp18,3 triliun dan merombak jajaran manajemen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Ini merupakan syarat agar ZTE bisa beroperasi di AS. Sebelumnya, seperti Reuters, kementerian Perdagangan AS mengenakan sanksi larangan penjualan komponen teknologi telekomunikasi canggih ke ZTE selama 7 tahun. Ini setelah perusahaan telekomunikasi nomor dua di Cina itu diketahui membangun jaringan telekomunikasi di Iran dan Korea Utara, yang sedang terkena sanksi ekonomi AS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Baca: Trump Janjikan Xi Jinping Bantu ZTE dari Sanksi

 

"Presiden Obama dan Senator Schumer membiarkan perusahaan telekomunikasi ZTE berkembang tanpa ada pengecekan keamanan sebelumnya," kata Trump lewat cuitan di akun Twitter @realdonaldtrump pada Sabtu, 26 Mei 2018 waktu setempat. "Saya tutup lubang ini dan membiarkan ZTE kembali beroperasi dengan jaminan kemanan tinggi." Senator Charles Schumer merupakan pemimpin Fraksi Demokrat di Senat AS.

 

Baca: Perang Dagang Amerika -- Cina, Defisit Dagang Rp 5200 Triliun

 

Seperti dilansir media teknologi Techcrunch, ZTE merupakan perusahaan telekomunikasi raksasa yang memiliki sekitar 70 ribu pegawai. Perusahaan ini mencatat pendapatan US$17 miliar atau Rp238,9 triliun per tahun dan dikenal dekat dengan petinggi pemerintah Cina.

Bagi perusahaan AS seperti Qualcomm, ZTE merupakan pembeli berbagai komponen teknologi canggih. Jika ZTE berhenti beroperasi maka ini akan berdampak langsung bagi perusahaan AS.

Seperti dilaporkan Reuters sebelumnya, Cina dan AS sedang berupaya menyelesaikan konflik dagang yang melibatkan ekspor-impor kedua negara. Konflik ini terkait pengenaan tarif bea masuk atas barang impor dari masing-masing negara dengan kisaran 10-25 persen. Nilai impor barang AS dari Cina yang bakal terkena tarif impor mahal ini sekitar Rp2250 triliun per tahun. Trump mengatakan kedua negara sedang menegosiasikan solusinya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus