Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

WHO Memohon Israel agar Tak Menyerang Rumah Sakit di Selatan Gaza

Pejabat WHO mengatakan pada Selasa 12 Desember 2023 bahwa hanya 11, atau kurang dari sepertiga rumah sakit di Gaza yang masih berfungsi sebagian

12 Desember 2023 | 19.30 WIB

Warga Palestina yang terluka dalam serangan Israel dilarikan ke rumah sakit Nasser di Khan Younis di selatan Jalur Gaza 7 Desember 2013. REUTERS/Bassam Massoud
Perbesar
Warga Palestina yang terluka dalam serangan Israel dilarikan ke rumah sakit Nasser di Khan Younis di selatan Jalur Gaza 7 Desember 2013. REUTERS/Bassam Massoud

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Selasa 12 Desember 2023 bahwa hanya 11, atau kurang dari sepertiga rumah sakit di Gaza yang masih berfungsi sebagian. Ia pun memohon Israel agar rumah sakit terutama di bagian selatan Gaza tidak diserang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

“Hanya dalam 66 hari, sistem kesehatan telah berubah dari 36 rumah sakit fungsional menjadi 11 rumah sakit yang tidak berfungsi sebagian – satu di utara dan 10 di selatan,” Richard Peeperkorn, perwakilan WHO untuk Wilayah Pendudukan Palestina, mengatakan pada konferensi pers PBB melalui tautan video dari Gaza.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami tidak bisa kehilangan fasilitas layanan kesehatan atau rumah sakit apa pun,” katanya. “Kami berharap, kami mohon agar hal ini tidak terjadi.”

Permohonan ini dilontarkan ketika militer Israel dilaporkan tengah menyerang Rumah Sakit Kamal Adwan di utara Gaza.

Juru bicara kementerian kesehatan Gaza Ashraf al-Qudra pada Selasa mengatakan dalam sebuah postingan di Telegram bahwa pasukan Israel yang menggerebek Rumah Sakit Kamal Adwan “meminta administrasi rumah sakit dan staf medis untuk menyerahkan senjata petugas keamanan rumah sakit”.

“Artinya, mereka ingin membenarkan penyerbuan rumah sakit dengan perilaku kriminal dan rekayasa kebohongan baru. Kami khawatir ini akan dijadikan alasan terhadap staf medis dan rumah sakit,” tambahnya dalam postingan tersebut.

Al Jazeera melaporkan pasukan Israel menyerbu rumah sakit di bawah tembakan keras dan tembakan artileri.

Tank-tank didorong lebih dalam ke gerbang dan seluruh fasilitas dibombardir dengan hebat. Ada laporan yang dikonfirmasi dari sumber di lapangan bahwa beberapa staf medis di dalam rumah sakit ditembak dan dibunuh di dalam rumah sakit.

Beberapa pasien dengan luka parah di dalam rumah sakit telah meninggal karena pemadaman listrik terus-menerus dan kekurangan pasokan medis.

Pengeras suara digunakan untuk memanggil siapa pun yang berusia di atas 15 tahun agar keluar dari gedung dengan tangan terangkat.

Saksi mata mengatakan pasukan Israel akan menutup mata mereka, melucuti pakaian mereka dan membawa mereka ke tempat yang dirahasiakan untuk diinterogasi.

Hal ini sangat mirip dengan apa yang terjadi di sekolah Khalifa dan dua sekolah UNRWA lainnya dalam beberapa hari terakhir di mana semua laki-laki ditutup matanya dan dibawa ke tempat yang dirahasiakan untuk diinterogasi.

Badan kemanusiaan PBB, OCHA, mengatakan dua ibu tewas ketika bagian bersalin di rumah sakit tersebut diserang pada Senin. OCHA menambahkan bahwa rumah sakit tersebut “saat ini menampung 65 pasien, termasuk 12 anak-anak di ICU, dan enam bayi baru lahir di inkubator”.

Sekitar 3.000 orang berlindung di rumah sakit.

Akibat penembakan tersebut, “bangunan tersebut juga mengalami kerusakan parah” dan “persediaan semakin menipis, sehingga semakin mengurangi kapasitas dokter untuk merawat pasien”, menurut postingan di X oleh organisasi Dokter Lintas Batas (MSF).

REUTERS | AL JAZEERA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus