Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak presiden Soeharto mengundurkan diri pada bulan Mei 1998, kekerasan dan pertentangan tampaknya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di Indonesia. Kekerasan antaraliran berkecamuk di Maluku dan Poso—meskipun sekarang sudah menurun—dan berlangsung pula usaha-usaha mengobarkannya di daerah lain. Peningkatan kekerasan terjadi di Papua dan Aceh, dan agar persetujuan perdamaian di Aceh berlanjut, diperlukan itikad baik yang amat banyak dari kedua belah pihak. Kita juga menyaksikan terjadinya kekerasan yang amat mengerikan antara etnik Dayak dan Madura di Kalimantan Barat dan Tengah; kekerasan massal terhadap tersangka kejahatan; perkelahian massal antara kelompok mahasiswa, preman, dan bahkan antarkampung. Juga menjamurnya organisasi tidak resmi yang dijalankan oleh para preman yang memeras, mengintimidasi, dan menyediakan perlindungan atas nama partai politik, organisasi keagamaan, dan dunia usaha. Dan terakhir, terjadi peristiwa Bali dan kemungkinan kaitannya dengan terorisme internasional.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo