Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada soal lain di samping masalah legitimasi. Dalam suasana orang sedang bersemangat menuntut Soeharto yang harus diadili, ajakan Gus Dur bisa diartikan sebagai penghapusan perkaranya dari jadwal persoalan reformasi. Bahkan, secara politis kedatangan Gus Dur ke kediaman Soeharto dianggap tidak bijaksana sama sekali. Urgensinya terlalu dicari-cari. Apa kepentingan Gus Dur yang sebenarnya, kalau begitu?
Gus Dur juga memahami bahwa dasar permasalahan nasional sekarang terletak pada ketidakpercayaan umum yang meluas. Jadi jalan keluar bukanlah dengan cara yang menurunkan kredibilitas lebih jauh. Gus Dur sendiri di sana-sini juga ikut menambah rasa kurang percaya itu. Selain soal Soeharto, dia juga membuat pernyataan yang mendiskreditkan dan menuduh mahasiswa?tanpa kejelasan dan bukti apa pun?dibiayai negara asing seperti Amerika Serikat dan Libya, untuk menggagalkan pemilihan umum. Orang hanya bisa menggelengkan kepala mendengar dongeng yang tidak berujung-pangkal semacam ini. Apa tujuannya? Satu kali lancung, kepercayaan pada selebihnya juga bisa ikut gugur.
Pada gilirannya, pertanyaan tentang "apa tujuannya" juga bisa dikenakan pada dialog nasional yang sedang diusahakannya itu. Dialog memang selalu perlu, tetapi bukan yang berpretensi terlalu banyak. Gus Dur akan tetap jadi tokoh yang penting, tidak ada yang akan menyangkalnya. Asalkan dia dibantu untuk lebih cermat lagi, demi kredibilitasnya. Sebab tak semua mau pasrah dan terpaksa percaya begitu saja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo