Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kolom

Lebih Sering Lebih Baik

Kecelakaan pesawat terbang twin otter di pegunungan tinombala agar diresapi sebab pengalaman akan menuntut perbaikan akan datang. kejadian itu sebagai cemeti untuk berbuat baik.

8 Oktober 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SAYA mungkin satu-satunya anak daerah Posso yang kebetulan berdomisili di Malang. Tanggal 29 Maret 1977 terjadi musibah Twin Otter di Pegunungan Tinombala Sulawesi Tengah. Jarak Ongka Malino dan kota saya Posso kalau ditarik garis lurus mungkin hanya kira-kira 180 km. Tahun 1966 saya juga pernah datang sambil berdagang di daerah Tinombo, dan sekedar meninjau beberapa tempat yang ada rencana dibuat lokasi transmigrasi. Hampir seluruh hutan di Sulawesi Tengah gawat dan lebat, banyak belum dijamah tangan manusia. Kejadian Twin Otter dan para korbannya sudah cukup selesai. Tetapi ingat. Supaya manusia yang mendapat tugas dan wewenang untuk mengatasi jangan sampai kejadian terulang, lebih banyak berfikir dan bertindak. Buat saya pribadi, lebih baik kalau setiap daerah di Sulawesi Tengah - khususnya dan daerah lain umumnya - setiap saat bisa terjadi tragedi ala Twin Otter. Apa sebab? Sebab dengan kejadian tersebut seluruh Nusantara akan bisa menuntut perbaikan yang perlu, demi masa mendatang. Kritik mulut dan tulisan dari daerah mungkin belum juga mendapat perhatian serius dari yang bertanggungjawab. Tetapi kritikan musibah mungkin akan membawa sesuatu perbaikan. Adalah kehormatan bagi masyarakat di Pegunungan Tinombala, kejadian Twin Otter itu. Masyarakat mendapat kesibukan, mendapat hiuuran yang penuh keedihan. Ongka Malino telah dihibur dengan datangnya berbondong-bondong hlikopter. Mereka telah melihat dengan mata kepala wajah Menteri Emil Salim itu, bagaimana wajah Tambunan itu Gubernur Sulteng, bagaimana pasukan Kopasgat dengan seragam komandonya melaksanakan tugas dari awal sarnpai akhir, yang menemui sukses. Masyarakat Sulawesi Tengah khususnya di Ongka Malino mungkin berkata dalam hati: ada kesedihan, ada hiburan. Yah.....kalau tidak ada musibah mungkin selama-lamanya mereka tidak akan melihat helikopter. Saya pribadi putera Indonesia asal Posso mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada Tim SAR. Sesudah tragedi itu, saya harap juga akan lahir bibit-bibit unggul dari ribuan puteraputeri Indonesia, yang bisa mengikuti jejak dan teladan dari Dominicus, dan Sunardi, dan lain-lain. MET. LAMADI Jl. Hamid Rusdi VI/2064, Malang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus