Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendapat

Misteri Pesta Perkawinan yang Tak Misterius

Sebuah tema film yang tidak klise untuk menyambut Imlek. Ide menarik, sayang eksekusi kurang berhasil.

15 Februari 2018 | 13.33 WIB

Film Pai Kau karya sutradara Sidi Saleh
Perbesar
Film Pai Kau karya sutradara Sidi Saleh

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Seorang perempuan muda cantik dengan cita-cita pesta perkawinan yang megah dan mewah. Seorang Bapak, bos mafia yang cukup mengangguk setiap kali ada pengkhianat dalam organisasinya.Seorang pria tampan yang menebarkan pesonanya ke berbagai selangkangan perempuan dan siap menikahi puteri bos mafia . Seorang Bapak, bos mafia yang ditakuti seluruh jagat. Lalu, seorang perempuan cantik lain yang memutuskan mengacak-acak  pesta perkawinan megah itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Di atas kertas segalanya tampak magnetik. Tema keluarga-mafia Tionghoa;  sebuah drama dalam pesta  perkawinan; lantas munculnya pemain-pemain baru  yang tampaknya akan menyegarkan kosa kata perfilman Indonesia. Apalagi  nama Sidi Saleh yang dikenal sebagai sinematografer film-film seperti Merah itu Cinta (Rako Prijanto 2007) dan Postcard from the Zoo (Edwin, 2012) yang kini dipercayakan menjadi sutradara. Sinopsisnya juga memberikan janji yang kemudian melejitkan harapan yang tinggi. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film dibuka dengan menyorot bokong seorang perempuan muda yang akan mandi, dilanjutkan dengan sorotan kawan-kawannya di ruang makan yang terlibat dalam pembicaraan  tentang (pengalaman) seks masing-masing.  Diskusi beberapa cewek itu tampak buruk karena tak ada satu pun ucapan mereka terlihat organik dan alamiah. Bukan karena topik pembicaraan adalah seks, tetapi karena mereka semua berdialog seperti sedang belajar  seni peran 101 di bawah acting coach yang buruk.

Untungnya setelah intro yang tidak penting itu— yang sebetulnya bisa dipotong saja karena tak ada gunanya — kemudian dilanjutkan drama yang menjanjikan. Salah satu perempuan muda yg ngobrol tadi adalah Siska (Ineke Valentina) yang tampak terpukul mendengar berita rencana perkawinan Edy (Anthony Xie) dengan Lucy (Irina Chiu). Meski sebetulnya tak diundang, Siska menggunakan segala cara untuk hadir dan melakukan sesuatu yang bisa mempermalukan Edy. Lalu adalagi adegan si Bos Mafia, yang mengajak calon menantu untuk berkenalan dengan dunianya, dengan tenang berbicara dengan lawan bisnisnya dan dengan santai pula anak buahnya (diperankan Verdi Solaiman) menghajarnya dengan peluru. Begitu saja, tanpa drama.  Tapi si calon menantu tentu saja syok berkepanjangan.

Ada beberapa problem yang langsung saja terasa muncul sepanjang film ini. Dengan melupakan intro buruk tadi, sebetulnya Sidi Saleh lumayan lancar membuat kita terpaku mengikuti gerak gerik Siska yang perlahan membuka sejarahnya bersama Edy. Si playboy merasa itu cuma ‘fling’ alias hubungan tidak serius, si perempuan merasa mereka adalah belahan jiwa. Problem yang segera mendominasi adalah editing film, cut to cut dari satu adegan ke adegan lain yang selalu disisipi adegan permainan  domino Tiongkok yang lazim disebut Pai Gow. Kita tak pernah mengetahui para pemain domino itu, tetapi adegan permainan yang diselipkan setiap saat itu nyaris tidak memiliki relevansi kecuali pada akhir film.

Pai Kau (Youtube)

Problem kedua adalah pilar film ini: skenario. Bahwa Sidi Saleh adalah sinematografer bersinar dengan dua film pendeknya berjudul Fitri (2013) dan Maryam (2014)  di festival internasional tak berarti bahwa bercerita dengan visual sudah langsung dikuasai.

Pengambilan gambar yang sempurna tak berarti sudah berarti menjadi pendongeng visual yang sempurna. Skenario yang tidak rapi ditambah seni peran yang para pemain yang kaku membuat film ini sulit untuk dinikmati. Di luar Irina Chiu, Verdi Solaiman, dan Tjie Jan Tan yang mampu menguasai layar, para pemain lainnya masih sangat jauh dari kelayakan untuk tampil dengan peran sebesar itu. Cilakanya justru protagonis dari film ini adalah tokoh Edy si calon menantu dan Siska yang kemampuan aktingnya tidak cukup dibenahi sutradara untuk tidak kaku.

Sekali lagi, sebetulnya tema film seperti ini sangat layak disambut di tengah berisiknya masyarakat yang kepingin menyeragamkan warna, rasa dan hasrat orang Indonesia. Memunculkan adegan ritual perkawinan Tionghoa -Indonesia adalah sesuatu yang cerdas karena Sidi Saleh berhasil memadukannya ke dalam plot. Bahkan menggulirkan ide cerita yang yang tidak klise ini seharusnya  sudah  patut dipuji. Tapi pada akhirnya, penonton menyaksikan hasil akhir.  Misteri yang ditawarkan tak terasa misterius. Apa boleh buat, debut film ini masih jauh dari sukses. Tetapi saya masih tetap  berharap pada Sidi Saleh.

 

PAI KAU

Sutradara                   : Sidi Saleh

Skenario                     :  Sidi Saleh dan Mohamad Ariansah

Pemain                       : Anthony Xie, Irina Chiu, Ineke Valentina, Verdi Solaiman

Produksi                     :  Archipelago Pictures dan Kaninga Pictures

 

Leila S. Chudori

Kontributor Tempo, menulis novel, cerita pendek, dan ulasan film.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus