Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ada persamaan antara patung Çiwa dan T-shirt: dengan yang pertama manusia merunduk kepada sang dewa yang sebenarnya tak ada di sana; dengan yang kedua manusia memuliakan sesuatu yang sebenarnya tak melekat pada kain katun itu, umpamanya prestise. Sesuatu yang aneh terjadi, tatkala orang datang memberi patung itu makan, misalnya, karena di dalam kesadarannya, patung itu bukan lagi sekadar penanda. Si Patung telah menjadi sang Çiwa sendiri. Sama halnya ketika prestise identik dengan selembar kaus dengan huruf PRADA….
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo