Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
APABILA dalam sebuah lembaga sevital Bank Indonesia ada dua kepentingan yang sama-sama harus dilayani, sebuah bahaya serius sedang mengintai. Bank Indonesia, kita tahu, akan mengalami defisit besar akibat skandal bantuan likuiditas Bank Indonesia sebesar Rp 144 triliun. Dua tahun mendatang ini defisit itu ditaksir berjumlah Rp 13,8 triliun. Pemerintah dan DPR sudah setuju menutup sebagian defisit itu dan membebankannya pada anggaran pendapatan dan belanja negara—yang artinya kemampuan pemerintah membiayai pembangunan menjadi berkurang. Kita tahu bank sentral itu tengah berupaya mengurangi defisitnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo