Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam lima tahun terakhir, jumlah teman saya meningkat tajam. Dulu, saya cuma punya belasan teman, atau paling banter puluhan (teman kerja dan teman kuliah dihitung). Kini saya punya hampir seribu teman. Ini bukan karena mendadak saya jadi anak gaul atau anak tongkrongan yang punya sohib di setiap pengkolan. Sebabnya apa lagi kalau bukan karena saya dan juga mereka yang punya lima ribu teman—bergabung dalam jaringan sosial Internet (awalnya Friendster, kemudian Facebook).
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo