Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sudah dua hari Pos Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Marapi Sumatera Barat dijadikan sebagai tempat evakuasi korban erupsi yang terjadi pada Ahad, 3 Desember 2023. Terlihat ratusan personel dari tim gabungan bersiap-siap untuk mengevakuasi korban yang berada di puncak Gunung Marapi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selain itu, terlihat seorang pria mondar-mondir dari pintu masuk menuju Gunung Marapi. Pria tersebut bernama Ahmad Gandi Sabri. Ia merupakan sepupu dari Yasirli Amri, salah satu pendaki asal Kabupaten Tanah Datar yang terjebak erupsi Gunung Marapi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Gandi mengaku sudah sejak Ahad lalu berada di Posko Informasi menunggu kepastian nasib saudaranya tersebut. Ia datang bersama orang tua Yasirli, namun sampai saat ini belum ada kepastian tentang nasib adiknya tersebut.
“Ya kami berharap keselamatan Yasirli. Kami akan tunggu sampai ada kepastian,” kata Gandi.
Pasca erupsi, Yasirli sempat mengirimkan video kepada pihak keluarga. Video tersebut berisikan permintaan untuk segera menolongnya.
"Yarsili yang langsung mengirim video tersebut kepada kami pihak keluarga," kata Gandi.
Kemudian, sekitar pukul 18.00 WIB, pasca erupsi Gunung Marapi, Mahasiswa Politeknik Negeri Padang (PNP) itu juga sempat menelepon pihak keluarga. Yasirli mengutarakan kondisinya yang sedang kehasuan dan sendirian di puncak.
"Di telepon itu, Yasirli mengutarakan bahwa dirinya haus, kakinya rasa mau patah dan tidak sanggup lagi berjalan," kata Gandi saat menyebutkan isi percakapan adiknya.
Gandi bercerita Yasirli berangkat ke Gunung Marapi bersama 18 orang mahasiswa PNP. Hal tersebut berdasarkan keterangan Yasirli sebelum berangkat.
"Adik saya itu sempat minta izin untuk berangkat ke orang tuanya dan diizinkan pada Jumat, 30 Desember 2023," kata Gandi.
Menurut Gandi, pendakian kali ini merupakan pengalaman pertama dari Yasirli. " Adik saya itu baru pertama kali ini naik gunung," ujarnya.
Kondisi para pendaki yang masih terjebak
Kepala Kantor SAR Kelas A Kota Padang Abdul Malik menyebutkan ada enam pendaki sudah berhasil dievakuasi. Mereka sudah dibawa ke Rumah Sakit Ahmad Muchtar Kota Bukittinggi.
Malik menjelaskan tiga dari enam orang tersebut telah dalam keadaan meninggal. Sementara itu, tiga orang lainnya dalam keadaan kritis atau kode merah.
"Para pendaki telah dibawa ke Rumah Sakit Ahmad Muchtar Kota Bukittinggi," kata Malik.
Adapun identitas para pendaki masih dalam proses identifikasi oleh pihak DVI Polda Sumbar. "Identitas silakan tanyakan ke DVI Polda Sumbar," kata Malik.
Malik juga mengatakan masih ada 8 orang para pendaki lagi yang masih dalam tahap evakuasi. Mereka berada di kawasan Puncak.
"Tim kesusahan melakukan evakuasi 8 orang tersebut karena erupsi masih berlangsung setiap 15 menit," kata Malik. "Mereka sudah kami temukan posisinya, tapi erupsi ini sulit menjangkau nya. Sehingga belum bisa dievakuasi ke bawah."
Selain itu, masih ada 12 orang lagi yang masih belum ditemukan. Dugaan dari tim gabungan di lapangan, posisi pendaki tersebut berada di sekitar puncak.
"Kami terus melakukan pencarian dan berupaya semaksimal mungkin," kata Malik.
Hingga saat ini, kata Malik, korban yang berhasil dievakuasi sebanyak 55 orang dari total pendaki 75 orang yang terdata di website BKSDA Sumbar. "Kami masih berpatokan dengan data BKSDA untuk jumlah pendaki," ujarnya.