Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

Karhutla Capai Ratusan Ribu Hektare, Ini Arti Penting Gambut

Gambut sangat penting bagi kita, khususnya untuk menghadapi perubahan iklim.

24 September 2019 | 17.37 WIB

Seorang warga memadamkan api yang membakar lahan gambut di Kecamatan Dumai Barat, Kota Dumai, Riau, Ahad, 12 Agustus 2018. Warga ikut membantu memadamkan api agar tidak menjalar ke kawasan perkebunan. ANTARA/Aswaddy Hamid
Perbesar
Seorang warga memadamkan api yang membakar lahan gambut di Kecamatan Dumai Barat, Kota Dumai, Riau, Ahad, 12 Agustus 2018. Warga ikut membantu memadamkan api agar tidak menjalar ke kawasan perkebunan. ANTARA/Aswaddy Hamid

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat hutan dan lahan gambut yang terbakar sepanjang tahun ini mencapai 328 ribu hektare, sebagaimana dilaporkan Majalah Tempo edisi 23 September 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kondisi serupa melanda Indonesia pada 2015. Saat itu, ada sekitar 2,6 juta hektare hutan dan lahan gambut yang terbakar. Hasil riset Bank Dunia yang dirilis pada Februari 2016 menunjukkan kerugian mencapai US$ 16,1 miliar atau sekitar Rp 221 triliun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seberapa penting arti gambut? Gambut, dalam buku Ekologi Ekosistem Sumatra, adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang setengah membusuk, oleh sebab itu kandungan bahan organiknya tinggi.

Sebagai bahan organik, gambut dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Volume gambut di seluruh dunia diperkirakan sejumlah 4 triliun m³, yang menutupi wilayah sebesar kurang-lebih 3 juta kilometer persegi atau sekitar 2 persen luas daratan di dunia, dan mengandung potensi energi kira-kira 8 miliar terajoule, sebagaimana dilaporkan World Energy Council (2007).

Pada kondisi yang tepat, gambut juga merupakan tahap awal pembentukan batu bara. Gambut bog yang terkini, terbentuk di wilayah lintang tinggi pada akhir Zaman Es terakhir, sekitar 9.000 tahun yang silam. Gambut ini masih terus bertambah ketebalannya dengan laju sekitar beberapa milimeter setahun. Namun gambut dunia diyakini mulai terbentuk tak kurang dari 360 juta tahun silam, dan kini menyimpan sekitar 550 Gt karbon, menurut industcards.

Gambut sangat penting bagi kita, khususnya untuk menghadapi perubahan iklim, sebagaimana ditulis laman Lestari Indonesia. Gambut yang sehat penting karena gambut menyimpan banyak karbon jika dibandingkan dengan hutan atau jenis tanah lainnya. Menjaga lahan gambut yang sehat dan utuh sangat penting untuk upaya mitigasi perubahan iklim.

Saat hujan, gambut menyimpan banyak air. Di musim kemarau, tanah gambut melepaskan air secara perlahan-lahan untuk menyediakan pasokan air. Ketika hujan turun dengan intensitas tinggi, gambut akan menyerap sebagian besar air sehingga banjir tidak lebih buruk.

Air di lahan gambut menjadi tempat tinggal ikan. Ikan penting sebagai sumber makanan dan pendapatan. Hutan gambut juga menyediakan rumah bagi hewan.

Ketika gambut dirusak, misalnya mengubah sebagian besar hutan gambut menjadi perkebunan kelapa sawit, maka air akan dikeringkan, pohon ditebang, dan tanah gambut pun digali. Ketika ini terjadi, banyak karbon dilepaskan ke atmosfer. Tindakan ini memperburuk dampak perubahan iklim.

Guru besar bidang perlindungan hutan Institut Pertanian Bogor, Bambang Hero Saharjo, mengatakan lahan gambut memerlukan sistem pengelolaan air yang serius. Implikasi pengeringan, misalnya dengan kanalisasi, menyebabkan tinggi muka air gambut menjadi jauh dari permukaan, sehingga membuat lapisan permukaan menjadi kering dan sensitif terhadap ancaman bahaya kebakaran.

“Yang menjadi persoalan adalah ketika tinggi muka air gambut menjadi lebih besar dari baseline yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu 40 cm, sehingga sulit untuk mengembalikannya seperti semula. Apalagi gambut bersifat irreversible yaitu tidak bisa kembali seperti semula dan sulit memegang air,” ujar Bambang.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus