Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

Ini Alasan BNPB Sambung Modifikasi Cuaca di Riau Hingga 5 Hari ke Depan

Hingga 6 Mei lalu, Riau tercatat memiliki 144 titik api, lebih banyak dari provinsi rawan karhutla lain, seperti Aceh, Jambi, dan Kalimantan Tengah.

8 Mei 2025 | 17.16 WIB

Sejumlah personel Babinsa dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pekanbaru memadamkan kebakaran lahan gambut di Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, Riau, Senin 1 Maret 2021. Pemerintah Provinsi Riau menetapkan status Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) sejak 15 Februari hingga 31 Oktober 2021, untuk mengantisipasi musim kemarau panjang pada tahun ini agar tidak terulang bencana asap akibat Karhutla. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Perbesar
Sejumlah personel Babinsa dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pekanbaru memadamkan kebakaran lahan gambut di Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, Riau, Senin 1 Maret 2021. Pemerintah Provinsi Riau menetapkan status Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) sejak 15 Februari hingga 31 Oktober 2021, untuk mengantisipasi musim kemarau panjang pada tahun ini agar tidak terulang bencana asap akibat Karhutla. ANTARA FOTO/FB Anggoro

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan memperpanjang operasi modifikasi cuaca selama lima hari di Riau. Pemerintah menetapkan status darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di provinsi ini karena banyaknya titik api yang ditemukan. Rokan Hilir, salah satu kabupatennya, memiliki lahan gambut luas yang rentan terbakar.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Rekayasa cuaca di Riau sudah diterapkan pada 1-7 Mei lalu. “Kami mempertimbangkan masih adanya potensi awan hujan yang bisa diturunkan untuk memaksimalkan upaya pembasahan,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulis pada Kamis, 8 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selama sepekan terakhir, tim modifikasi cuaca terbang dengan durasi total 15 jam 12 menit untuk menyemai total 5,6 ton Natrium Klorida (NaCl). Operasi menyasar lahan gambut dan embung-embung cadangan air.

Hingga 6 Mei lalu, tercatat sudah ada 81 hektare hutan lahan yang terbakar di Riau. Provinsi ini memiliki 144 titik api, terbanyak dari daerah rawan karhutla lain, seperti Aceh, Jambi, dan Kalimantan Tengah. Kerawanan karhutla di Riau bisa dibaca lebih lengkap dalam Laporan Premium Tempo; Mengapa Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan Dimulai dari Riau.

Muhari memastikan nihil karhutla di Riau hingga Rabu, 7 Mei kemarin. Pantauan udara harian tidak menemukan titik panas di lokasi yang dianggap rawan terbakar. Merujuk peringatan dini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), masih ada potensi hujan kategori sedang hingga lebat di beberapa wilayah di Riau pada Kamis ini.

Pemerintah Indonesia membentuk Desk Koordinasi Penanganan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Desk Karhutla) untuk menangani potensi api di wilayah prioritas dan khusus. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan termasuk wilayah prioritas. Sedangkan kawasan khususnya adalah Kalimantan Timur, terutama karena keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN).

M. Faiz Zaki

Menjadi wartawan di Tempo sejak 2022. Lulus dari Program Studi Antropologi Universitas Airlangga Surabaya. Biasa meliput isu hukum dan kriminal.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus