Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Depok, Jawa Barat, mengeluarkan surat edaran agar limbah kotoran hewan kurban hasil penyembelihan pada Idul Adha tidak berdampak terhadap lingkungan. Surat edaran tersebut dikeluarkan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Depok kepada kelurahan dan kecamatan tentang cara penanganan limbah hasil pemotongan hewan kurban.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kepala Dinas Lingkungnan Hidup dan Kehutanan Kota Depok, Abdul Rahman menyatakan, pemerintah tidak menyiapkan petugas khusus untuk mengangkut limbah dan kotoran selama Idul Adha. Panitia kurban diminta berkoordinasi dengan petugas unit penanganan sampah untuk pengolahan limbah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Rahman, terdapat beberapa tahap dalam penanganan limbah hewan kurban. Pertama, pengolahan isi perut (rumen dan kotoran) akan dikomposkan secara mandiri oleh pengelola masjid atau dikirimkan ke tempat pengomposan. Sedangkan darah atau bagian tubuh yang tidak dimanfaatkan dapat ditampung dan diolah menjadi kompos serta pakan ikan dan atau ternak. "Jika pengolahan dilakukan di tempat lain siapkan wadah pengiriman," ucap Rahman kepada Tempo, Jumat, 14 Juni 2024.
Kedua, penimbunan. "Limbah ditimbun di dalam lubang tanah minimal 1 m3 untuk sapi yang berukuran 400-600 kg dan minimal 0.3 m3 untuk kambing yang berukuran 25-35 kg," kata Rahman.
Ketiga, pembagian. Saat pembagian daging kurban, kata Rahman, harus dilakukan dengan prinsip ramah lingkungan dan aman terhadap kesehatan. Jika menggunakan besek, daun pisang, dan lain-lain yang berasal dari bahan alami, pastikan dalam keadaan bersih untuk mencegah kontaminasi yang membahayakan kesehatan.
Untuk pengunaan plastik, gunakan yang aman untuk kontak langsung dengan bahan makanan, memiliki ukuran yang sesuai (efisien) dan memiliki dampak minimum terhadap pencemaran lingkungan. "Untuk plastik ramah lingkungan tersedia plastik dengan kemampuan mudah terurai atau mudah terurai secara biologi," kata Rahman.