Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Cerita Soal Insiden Timeout di Final US Open 2021 Saat Emma Raducanu Juara

Ada sedikit insiden kontroversial di laga final US Open 2021, saat Emma Raducanu mengalahkan Leylah Fernandez.

12 September 2021 | 10.35 WIB

Leylah Fernandez dan Emma Raducanu berpose dengan trofi US Open 2021. Raducanu menjadi juara dan Fernandez runner-up. Reuters/Danielle Parhizkaran-USA TODAY Sports
Perbesar
Leylah Fernandez dan Emma Raducanu berpose dengan trofi US Open 2021. Raducanu menjadi juara dan Fernandez runner-up. Reuters/Danielle Parhizkaran-USA TODAY Sports

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ada sedikit insiden kontroversial di laga final US Open 2021, saat Emma Raducanu mengalahkan Leylah Fernandez, Ahad dinihari WIB. Timeout medis yang dilakukan Raducanu sempat diprotes keras Fernandez.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Final US Open itu mempertemukan dua petenis remaja. Emma Raducanu, atlet asal Inggris berusia 18 tahun, akhirnya mengalahkan Fernandez, remaja Kanada berusia 19 tahun, dengan skor 6-3, 6-3.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam prosesnya sempat muncul kejadian yang cukup mencolok. Lelylah Fernandez memprotes keras timeout medis yang diberikan pada lawannya.

Kala itu, Raducanu melakukan servis dalam posisi 5-3. Fernandez menemukan sentuhan terbaiknya mencapai kedudukan 30-40. Kala itulah lutut Raducanu terkena raket sehingga berdarah.

Kaki Emma Raducanu berdarah di tengah final US Open 2021. Reuters/Robert Deutsch-USA TODAY Sports

Petugas medis segera memeriksanya. Ia dibawa ke pinggir lapangan, didudukkan di kursi lalu lukanya dibersihkan dan diplester. Ketika urusan medis berlangsung Leylah Fernandes memprotes keras karena menganggap timeout seperti itu harusnya dilakukan ketika pergantian servis.

Petenis Kanada itu kesal karena merasa tengah mendapatkan momentum. Namun protes kerasnya tak membuat wasit Marijana Veljovi mengubah putusannya. Aturan memang mengharuskan pertandingan dihentikan bila ada pemain yang berdarah. Fernandez tampak tak puas dan berkali-kali menggelengkan kepalanya.

Insiden ini sedikit banyak mengingatkan pada sorotan tajam yang diarahkan pada Stefanos Tsitsipas, petenis asal Yunani yang selalu meminta rehat kamar mandi di tengah pertandingan senjang AS Terbuka ini. Rahat panjang itu, mencapai 8 menit, mengundang protes dari para lawannya. 

Dalam final US Open itu, Raducanu menemukan momentumnya kembali setelah timeout tersebut. Ia mampu merebut game tersebut.

Seusai pertandingan itu Leylah Fernandez menyebut aksinya itu hanya buah dari panasnya situasi. “Sejujurnya saya tidak tahu apa yang terjadi dengan Emma. Saya tidak tahu seberapa serius kondisinya, jadi itu sebabnya saya pergi menemui ofisial itu dan menanyakannya," kata dia.

'"Anda tahu, itu terjadi begitu saja di tengah situasi yang panas. Sayang sekali itu terjadi pada saat tertentu dengan saya, ketika tengah mendapatkan momentum. Tapi ini olahraga, ini tenis. Kita perlu terus melangkah."

Setelah kalah, Fernandez memuji Emma Raducanu. Ia menilai lawannya yang sedikit lebih muda itu mampu memanfaatkan kesalahannya dalam final berkualitas tinggi di Arthur Ashe Stadium itu.

"Emma adalah pemain yang sangat bagus. Dia telah bermain luar biasa beberapa bulan terakhir ini dengan penuh percaya diri," kata dia.

“Sayangnya hari ini saya melakukan terlalu banyak kesalahan. Saya pikir Emma memperhatikannya dan memanfaatkannya. Dia melakukannya dengan baik. Mudah-mudahan kami akan memiliki lebih banyak turnamen bersama dan lebih banyak final."

Leylah Fernandez mencapai final Grand Slam pertamanya dan peringkatnya akan naik dari urutan 73 ke 27. Emma Raducanu, yang meraih gelar Grand Slam pertamanya, memasuki turnamen dengan menempati peringkat 150 dunia dan akan menjadi peringkat 24 dunia.

METRO, ABC, REUTERS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus